Saturday, December 14, 2013

Amalan di Hari Jumat



Pertama : Mandi, Memakai wangi-wangian dan Pakaian yang Terbaik .

Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
"Siapa yang mandi pada hari jum'at dan memakai pakaian terbaik yang dimiliki, memakai harum-haruman jika ada, kemudian pergi jum'at dan di sana tidak melangkahi bahu manusia lalu ia mengerjakan sholat sunnah, kemudian ketika imam datang ia diam sampai selesai sholat jum'at maka perbuatannya itu akan menghapuskan dosanya antara jum'at itu dan jum'at sebelumnya." (HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim).

Jumat adalah hari raya setiap muslim, karena itu sangat wajar jika
menyiapkan penampilan dan fisik untuk menyambut dan menghias kemuliannya. Adalah Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam, yang mempraktekkan sendiri bagaimana beliau mempunyai pakaian khusus spesial di hari Jumat, dan memerintahkan para sahabat untuk juga melakukannya. Tentang mandi dan wangi-wangian, selain sebagai syiar hari raya, juga untuk menambah kekhusyukan dalam melakukan rangkaian ibadah sholat Jumat. Kita akan bisa membedakan dengan mudah, mana yang datang ke masjid dengan penuh kegembiraan dan persiapan, dan mana yang datang dengan setumpuk kelelahan.

Kedua : Memotong Kuku dan Mencukur Kumis

"Adalah Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda:"Memotong kuku dan mencukur kumis
pada hari jum'at sebelum beliau pergi sholat jum'at.(HR. Al-Baihaqi dan At-Thabrani).

Sebagai tambahan kesempurnaan dalam menyambut hari raya pekanan Jumat yang mulia, hendaknya juga kita membersihkan diri kita, dan menjalankan sunnah fitrah; diantaranya adalah memotong kuku dan mencukur kumis, khususnya sebelum pergi sholat Jumat, sebagaimana disebutkan dalam riwayat di atas.


Ketiga : Membaca Surat Al-Kahfi :

Di masyarakat kita hari Jumat terkadang identik dengan pembacaan yasin.
Hal ini sudah berlangsung sejak lama dan diyakini sebagai salah satu amalan utama di hari Jumat. Sesungguhnya riwayat pembacaan surat tertentu di hari atau malam Jumat memang beragam, namun salah satu yang paling kuat justru tidak menyebutkan surat Yasin, namun surat Al Kahfi, sebagaimana riwayat dari Abu saied bahwa;
Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :“Barangsiapa membaca surat al-kahfi pada hari jum’at, maka cahaya akan menyinarinya diantara dua jum’at”. (H.R al-Hakim hadits shahih).

Semoga Allah memudahkan kita menghidupkan sunnah Rasul-Nya.


Keempat : Memperbanyak Sholawat Atas Nabi

Bentuk kecintaan kita kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam; yang paling sederhana adalah mengucapkan doa dan mengingatnya dalam lisan dan ucapan kita. Inilah doa sholawat yang memiliki keutamaan tersendiri, khususnya pada hari Jumat.

Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
“ Maka perbanyaklah (sholawat) kepadaku pada hari (jum’at) ini, sesungguhnya sholawat kalian akan ditampakkan kepadaku” (H.R Abu Daud no.1047 hadits shahih).

Kelima : Bersegera Menuju Masjid.

Sebuah hadits yang sering kita kenang saat kecil tentang keutamaan mereka yang bersegera menuju masjid untuk menjalankan ibadah sholat Jumat,
Dari Abu hurairoh berkata:
Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
“Pada hari jum’at disetiap pintu mesjid ada beberapa malaikat yang mencatat satu persatu orang yang hadir sholat jum’at sesuai dengan kualitas kedudukannya, Apabila imam datang/ naik mimbar maka para malaikat itu menutup lembaran catatan tersebut lalu meraka bersiap-siap mendengarkan khutbah, perumpamaan orang yang datang lebih awal seperti orang yang berqurban seekor unta gemuk, orang yang datang berikutnya seperti orang yang berqurban sapi, dan orang datang berikutnya seperti orang yang berqurban kambing, dan orang yang datang berikutnya seperti orang yang bersedeqah ayam, dan orang yang datang berikutnya (kelompok akhir) seperti orang yang bersedekah sebutir telur.” (H.R Bukhori no:929 Muslim no:850)

Maka di dalamnya ada anjuran dan keutamaan datang lebih awal,
agar bisa mengkondisikan hati dan ruhiyah dalam menerima nasihat dan pelaksanaan ibadah sholat Jumat.


Keenam : Sholat Sunnah Ketika Menunggu Imam atau Khatib ( sebelum Khotib naik mimbar )


Abu Huroiroh radhiallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
“Barang siapa mandi kemudian datang untuk sholat Jumat, lalu ia sholat semampunya dan dia diam mendengarkan khotbah hingga selesai, kemudian sholat bersama imam maka akan diampuni dosanya mulai jum’at ini sampai jum’at berikutnya ditambah tiga hari.” (HR. Muslim)


Ketujuh. Sholat Sunnah Setelah Sholat Jumat

Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :“Apabila kalian telah selesai mengerjakan sholat Jumat, maka sholatlah empat rakaat.” Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata,“Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu, maka sholatlah dua rakaat di masjid dan dua rakaat apabila engkau pulang.” (HR. Muslim, Tirmidzi)

Inilah kumpulan amal di hari Jumat yang bikin semangat. Mungkin masih ada riwayat lain yang juga menyebutkan amalan lainnya, seperti bersedekah di hari Jumat, bahkan juga 'membahagiakan' istri di hari Jumat. Semuanya mempunyai keutamaan tersendiri sebagaimana ditemukan dalam banyak Riwayat...

Kisah Rasulullah Delegasi Da’wah untuk Para Pemimpin Negara



Kemenangan kaum muslimin menaklukkan kaum Yahudi-Khaibar pada 6-Hijriyah, berpengaruh besar pada da’wah Islam. Banyak suku bergabung dalam Islam dan Nabi Muhammad SAW merasa tidak ada lagi ancaman serius dari kawasan Arab. Kemudian beliau meluaskan da’wah Islam ke luar semenanjung Arab dengan mengirimkan delegasi kepada Kaisar Romawi, Kaisar Persia, Muqawqis Al-Qibti di Mesir, Raja Nejed, Raja Bahrain, dan Raja Ghassan.

Nabi mengajak mereka pada Islam dan menjamin tidak akan mencaplok kekuasaan mereka. Terhadap ajakan Nabi SAW ini, Raja Romawi memperlakukan utusan nabi dengan penuh hormat namun tidak memberikan tanggapan apapun.

Raja Persia menyobek surat itu, mengusir utusan nabi, bahkan meminta gubernurnya di Shan’a agar menangkap dan membawa nabi ke Persia. Namun gubernur tersebut menolak. Upaya itu terus dilakukan hingga sang raja wafat kemudian digantikan putranya. Tetapi raja Persia yang baru tidak melanjutkan upaya penangkapan itu.

Raja Qibti di Mesir memperlakukan utusan Nabi Muhammad SAW dengan penuh hormat namun tidak memberikan tanggapan. Raja menghadiahi nabi 100 dinar, pakaian mewah dari katun Mesir, cawan emas dan perak, kuda dengan kendali dari perak, dan harta lainnya, termasuk seorang budak hitam bernama Bariah, budak kulit putih bernama Sirin, dan gadis tercantik di Mesir bernama Mariyah. Nabi SAW menyampaikan terima kasih kepada Raja Mesir.

Raja Bahrain menerima Islam dan mengajak rakyatnya masuk Islam. Raja Nejed menolak Islam, namun membebaskan rakyatnya untuk memilih Islam, serta memberikan hadiah untuk nabi. Penolakan keras dilakukan Raja Ghassan yang merobek-robek surat nabi, bahkan mengajak Raja Romawi menyerbu Madinah, tetapi Raja Romawi menolak. Nabi Muhammad SAW lalu mengirimkan surat kembali kepada para penguasa itu, kali ini ajakan menjalin hubungan damai.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Menaklukkan Kaum Yahudi Khaibar



Pasca perjanjian damai Hudaibiyyah dengan pemerintah Quroisy pada 6-Hijriyah, Nabi SAW bersiap-siap menghadapi kaum Yahudi-Khaibar.

Lembah Khaibar menjadi tempat berkumpulnya orang-orang Yahudi Bani Qoinuqo, Bani Nadhir, selain penduduk asli Khaibar. Mereka tinggal di benteng-benteng mereka yang tinggi. Ambisi mereka adalah membangun kerajaan besar, menguasai seluruh semenanjung Arabia, dan merampas rute perdagangan Madinah. Untuk itu mereka harus membunuh Nabi Muhammad SAW.

Karena orang-orang Quroisy terikat perjanjian damai Hudaibiyyah dengan Nabi SAW, kaum Yahudi-Khaibar meminta bantuan suku Arab lainnya, Bani Ghatafan. Mengetahui rencana tersebut, Nabi SAW memutuskan menyerang terlebih dulu.

Beliau memimpin langsung 2-ribu pasukan berkuda menuju Lembah Khaibar. Mengetahui kedatangan pasukan muslim, orang-orang Yahudi segera bersembunyi di balik benteng. Lalu nabi memerintahkan pasukan mengepung dan berkemah di ladang-ladang mereka. Dalam keadaan terdesak, dari balik benteng orang-orang Yahudi menyerang pasukan Muslim dengan panah dan ketapel. Nabi SAW memerintahkan Abu Bakar menghancurkan benteng, namun tidak berhasil. Umar pun gagal.

Akhirnya Ali bin Abi Tholib yang berhasil masuk ke dalam benteng, kemudian berduel dengan pemimpin pasukan berkuda Yahudi, Murohhab. Akhirnya Ali berhasil menaklukkan Murohhab. Mengetahui pemimpinnya tewas, orang-orang Yahudi lari terbirit-birit menuju benteng lainnya sebelum akhirnya menyerah.

Disepakati, kaum laki-laki Yahudi harus keluar dari Khaibar dengan hanya membawa pakaian yang dikenakan dan meninggalkan senjata, harta benda, istri dan anak.

Kemenangan kaum muslimin ini bergema ke berbagai penjuru Arab. Dalam perjalanan pulang ke Madinah, Nabi SAW didatangi delegasi suku Yahudi lain, yang menyatakan kepatuhan kepada Nabi Muhammad SAW dan ada juga yang masuk Islam.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Sunday, December 8, 2013

Kisah Rasulullah Keuntungan Politis Di Balik Kesepakatan Hudaibiyyah



Perjanjian damai Hudaibiyyah antara kaum muslimin dengan kaum musyrikin-Quroisy membuat kedua pihak yang bermusuhan melakukan gencatan senjata.

Bagaimanapun, sebagian sahabat tidak puas dengan kesepakatan itu yang dinilai merugikan kaum muslimin. Nabi SAW berupaya meyakinkan bahwa kaum muslimin kelak akan mendapatkan keuntungan politis.

Dengan perjanjian tersebut, orang-orang Quroisy tidak lagi memiliki peluang menghancurkan kaum muslimin. Suku-suku Arab yang bergabung dengan nabi, lebih aman dari ancaman pemerintah Quroisy. Kaum muslimin juga lebih terlindungi mengembangkan keyakinannya. Perjanjian Hudaibiyyah juga secara tidak langsung mengisolasi kaum Quroisy dari kaum Yahudi. Karena saat itu ada potensi orang-orang Yahudi Khaibar akan menyerbu Madinah, dan mereka dapat bersekutu dengan orang-orang Quroisy jika tidak ada perjanjian Hudaibiyyah.

Setelah memberi penjelasan itu, Nabi SAW memerintahkan para sahabat untuk melepas pakaian ihrom dan bersiap-siap kembali ke Madinah. Namun para sahabat masih tetap menginginkan nabi pergi ke Makkah walaupun sendiri. Cukup lama para sahabat menggerutu. Penolakan kaum muslimin tersebut membuat beliau sedih karena perintahnya tak diindahkan.

Beliau menceritakan kesedihannya itu kepada istrinya, Ummu Salamah. Ummu Salamah menenangkan nabi dan menyarankan sebaiknya beliau bertahallul di hadapan para sahabat. Karena tindakan berpengaruh jauh lebih kuat daripada perkataan. Maka di hadapan para sahabat, Nabi SAWbertahallul (mencukur rambut), kemudian menyembelih hewan kurban. Melihat nabi melakukan hal itu, para sahabat mengikutinya tanpa menolak lagi.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Friday, December 6, 2013

Kisah Rasulullah Isi Kesepakatan Damai Hudaibiyyah


Perjanjian damai Hudaibiyyah antara kaum muslimin dan kaum musyrikin-Quroisy diwarnai masalah saat perundingannya.

Nabi SAW menyuruh Ali bin Abi Tholib menuliskan kalimat pembuka “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”, delegasi Quroisy menolaknya. Dengan alasan, mereka tidak mengenal sebutan ‘Yang Maha Pengasih-Maha Penyayang’. Pihak Quraisy meminta kalimat “Dengan namamu Ya Allah”. Nabi setuju.

Saat nabi menyuruh Ali menulis “Ini adalah perjanjian damai yang ditetapkan Muhammad Rosululloh”, lagi-lagi delegasi Quroisy menolak. Penyebutan Rosulullah akan bermakna pihak Quraisy mengakui kerosulan Nabi. Mereka meminta Nabi menulis nama beliau saja dan nama ayahnya. Nabi kemudian menyuruh Ali menghapus kata ‘Rosululloh’, diganti dengan ‘Muhammad bin Abdulloh’. Tetapi Ali menolak dengan kesal, sehingga Nabi menuliskannya sendiri.

Umar yang juga menyaksikan itu tidak mampu mengendalikan marahnya, karena merasa Nabi didikte oleh orang-orang Quroisy. Kepada Umar Nabi SAW berkata, “Aku adalah hamba Allah dan utusanNya. Aku tidak akan pernah melanggar perintahNya. Aku yakin Allah tidak akan menyia-nyiakan diriku”.

Isi perjanjian Hudaibiyyah antara lain menetapkan kedua pihak melakukan gencatan senjata selama satu tahun. Siapapun yang mendatangi Muhammad tanpa seizin walinya, Muhammad harus mengembalikan orang itu kepada pihak Quroisy. Tapi siapapun dari pihak Muhammad yang mendatangi Quroisy, orang-orang Quroisy tidak akan mengembalikannya kepada Muhammad.

Berdasarkan perjanjian pula, nabi dan rombongan kaum muslimin harus pulang pada tahun itu dan baru kembali tahun depan untuk berhaji, itupun selama tiga hari saja dengan membawa senjata hanya untuk perlengkapan perjalanan. Demikian isi perjanjian Hudaibiyyah pada 6-Hijriyah.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Kesepakatan Damai Hudaibiyyah



Dzulhijjah, enam tahun setelah peristiwa hijrah dan kaum muslimin telah meraih sejumlah pencapaian, Nabi SAW berniat melaksanakan ibadah Haji ke Makkah Maka berkumpullah hingga 1400 sahabat dan disiapkan pula 70 hewan kurban.

Rencana ini diketahui pemimpin Quroisy, Abu Sufyan, yang segera bermusyawarah dengan para tokoh pemerintahan. Mereka memutuskan akan menghalangi Nabi dan kaum muslimin memasuki Makkah dengan menyiapkan pasukan dipimpin Kholid bin Walid.

Mengetahui pasukan Quroisy akan menghadang, Nabi SAW menginstruksikan kaum muslimin menghindari peperangan sebab niat mereka ke Makkah untuk berhaji bukan berperang, dan mereka pun tidak membawa senjata perang.

Menghindari pasukan Quroisy, rombongan nabi mengambil jalur tidak biasa dengan melalui perbukitan berbatu cadas dan sangat gersang. Saat beristirahat di dekat sumber air di Hudaibiyyah, Rosulullah SAW mengirimkan delegasi kepada orang Quroisy menyampaikan rencana untuk berhaji. Tetapi utusan itu kembali dengan kabar bahwa pasukan Quroisy dalam keadaan siap tempur.

Tiga kali delegasi Quroisy datang meminta Nabi SAW agar kembali ke Madinah. Bahkan setelah delegasi itu melaporkan bahwa kaum muslimin berpakaian ihrom dan melihat hewan-hewan untuk kurban, pemerintah Quroisy tetap menolak kedatangan mereka.

Nabi lalu mengirimkan delegasi perdamaian dipimpin Utsman bin Affan, mengingat Utsman memiliki banyak keluarga dan sahabat di kalangan bangsawan Quroisy. Dan ternyata, Utsman berhasil meyakinkan para pemuka Quroisy untuk berdamai.

Tak lama berselang, datang lagi delegasi Quroisy yang meminta perdamaian dilakukan untuk jangka waktu lama. Maka dibuatlah perjanjian damai tertulis antara kaum muslimin dan kaum musyrikin-Quroisy yang dikenal sebagai perjanjian Hudaibiyyah.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Merindukan Kampung Halaman



Setelah bertahun-tahun tinggal di Madinah, menghadapi berbagai tantangan, dan meraih sejumlah pencapaian, kaum muslimin Muhajrin masih teringat pada tanah kelahiran mereka, Makkah, termasuk Rosulullah SAW.

Satu ketika, saat sedang bermain-main dengan kedua cucunya, Hassan dan Hussein, Nabi SAW terlihat bersedih. Fatimah putrinya bertanya, mengapa ayahnya tampak berduka, bukankah beliau telah berhasil memenangi pertempuran dari orang-orang Quraisy dan sekutunya? Bukankah beliau telah berhasil menumpas Bani Quroidhoh? Bukankah belum pernah terjadi dalam sejarah Arab, suatu kemenangan sebagaimana kemenangan yang beliau raih?.

Melihat Rosulullah SAW diam dan berlinang air mata, Fatimah meninggalkan ayahnya dengan kedua cucunya. Dalam situasi seperti itu, tidak ada yang dapat menghibur beliau, selain kedua cucu beliau. Dari balik kamar, Fatimah mendengar kedua anaknya bertengkar, lalu terdengar tawa Nabi SAW. Kemudian, sang kakek melerai cucunya dan memberi nasihat.

Tak berapa lama, Nabi SAW keluar kamar, menemui Fatimah dan Ali sambil berkata, saat ini telah masuk bulan Dzulqoidhah, tiba saatnya musim haji. Ali menanggapinya dengan suka cita, mengemukakan kenangan tentang suasana Makkah di saat musim haji. Saat itu, Rosulullah mengambil keputusan untuk melaksanakan thawaf di Makkah, bertekad memasuki Makkah pada bulan Haji dengan para sahabatnya.

Niat untuk berhaji tersebut memang tidak terwujud tahun itu, tetapi Nabi SAW berhasil menyepakati perjanjian damai Hudaibiyyah dengan penguasa Makkah. Perjanjian yang kemudian mengantarkan ummat Islam berhasil menaklukkan Makkah dengan damai.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Menumpas Bani Quraidhah



Dalam menghadapi kelompok-kelompok di Madinah yang membangkang, Rosulullah SAW menerapkan strategi berbeda terhadap kelompok yang berbeda.

Terhadap kelompok Yahudi Bani Quroidhoh, Nabi SAW melakukan cara berbeda dengan yang diterapkan sebelumnya pada kelompok Yahudi lain, Bani Qoinuqo. Usai memenangkan perang parit melawan pasukan Quraisy-Makkah dan sekutunya dari Yahudi, Rosulullah SAW mengarahkan perhatian pada Bani Quroidhoh.

Rosulullah memerintahkan pasukan Muslim pimpinan Ali bin Abi Thalib untuk mengepung benteng Bani Quroidhoh. Pengepungan berlangsung selama 25 hari. Kemudian, Bani Quroidhoh mengirim delegasi pada Nabi SAW, untuk mengajukan permohonan agar pengepungan dihentikan. Mereka berjanji akan pergi sebagai mana kepergian orang-orang Yahudi sebelum mereka.

Seperti diketahui, Rosulullah SAW memutuskan mengusir kalangan Yahudi Qoinuqo untuk keluar dari Madinah. Namun, kali ini Nabi menolak permintaan Bani Quroidhoh, dengan alasan, Bani Quroidhoh tidak sama dengan orang Yahudi sebelumnya. Nabi menawarkan, jika mau, Bani Quroidhoh dapat menyerahkan diri tanpa syarat. Kalau tidak, satu-satunya pilihan adalah perang, hingga mereka mampu menumpas Muhammad SAW sebagaimana yang mereka inginkan. Atau, sebaliknya, NAbi SAW yang akan menumpas mereka.

Bani Quroidhoh memilih menyerahkan diri tanpa syarat. Tapi, beberapa lama kemudian, mereka kembali membangkang, menyatakan ingin memerangi Nabi, merusak system perekonomian yang telah dibangun Beliau, dan menghina sahabat-sahabat beliau. Sehingga akhirnya Nabi SAW memutuskan menumpas Bani Quoidhoh.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Nu’aim bin Mas’ud, sang Pemecah Koalisi Pasukan Musuh



Perang Parit dimana kaum muslimin menggali parit di perbatasan kota Madinah sebagai strategi pertahanan, ternyata sangat menyulitkan pasukan sekutu Yahudi-Quroisy.

Mereka tidak bisa menyebrangi parit yang lebar dan dalam, karena akan diserang pasukan panah kaum muslimin. Kondisi tersebut menciptakan situasi perang dimana masing-masing pihak dalam posisi bertahan, saling menunggu.

Dalam kondisi seperti itu, salah satu yang memiliki andil penting bagi kesuksesan kaum muslimin adalah Nu’aim bin Mas’ud, pemimpin Bani Ghatafan-sekutu Quroisy.

Awalnya para sahabat curiga pada Nu’aim yang tanpa diketahui orang-orang Quroisy, masuk Islam dan ingin membantu pasukan muslim. Nu’aim, sosok yang cerdas, menjalankan strateginya sendiri memecah koalisi Yahudi dan Quroisy.

Secara diam-diam kepada setiap kubu, Nua’im menyarankan untuk meminta jaminan kepada kubu lain agar tidak mengkhianati persekutuan dan tidak akan mundur dari perang. Namun, Nua’im juga menghasut, agar setiap pihak tidak menyerahkan jaminan apapun, jika ada yang meminta orang sebagai jaminan koalisi.

Para pemimpin Yahudi dan Quroisy mempercayai kata-kata Nu’aim, kemudian saling meminta jaminan dan tidak ada satu pihak pun yang menyerahkan jaminan itu. Akibatnya koalisi Yahudi-Quraisy pecah karena tidak lagi saling percaya.

Pasukan sekutu akhirnya menarik diri dan kaum Muslimin menang. Kemenangan tersebut semakin membuat kaum muslim disegani, dan da’wah Islam semakin dihormati di wilayah Arab.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Thursday, December 5, 2013

Kisah Rasulullah Strategi Menang Perang Salman Alfarisi



Pasca perang Uhud kedua dan perang Bani Mustholiq, Yahudi Bani Qoinuqo dan Bani Nadhir yang telah diusir dari Madinah, merencanakan balas dendam kepada Nabi Muhammad SAW.

Mereka bersekutu dengan kaum Quroisy-Makkah untuk menyerbu Madinah. Kalangan hartawan Makkah membantu dengan menyerahkan harta dan dana besar. Pasukan perang mereka juga dibantu pasukan Tihamah, Kinanah, Nejed dan pemanah-pemanah terbaik Yahudi, tentara-tentara Quroisy terlatih, budak kulit hitam yang ahli lempar lembing dan kuda-kuda tangguh. Pasukan besar tersebut dikomandoi Abu Sufyan.

Paman Nabi yang juga intelejen kaum muslimin, Abbas, mengirimkan pesan rinci mengenai persiapan penyerbuan Madinah tersebut. Mengetahui hal itu, Nabi Muhammad SAW bermusyarah mengenai strategi menghadapi musuh.

Setelah muncul banyak pendapat, akhirnya dipilih strategi yang diusulkan Salman Al-Farisi yang berasal dari Persia. Strategi yang belum pernah digunakan bangsa Arab, yaitu menggali parit agak lebar dan dalam di perbatasan Madinah. Penggalian parit itu membuat orang-orang Quroisy tidak bisa menyebrangi pada saat perang berlangsung. Jika menyeberang, mereka akan menghadapi hujan panah pasukan muslim.

Pada akhirnya pasukan Quroisy hanya bertahan di sekitar medan pertempuran, padahal perbekalan semakin menipis. Sekutu Quroisy seperti Bani Sulaim juga mulai menarik pasukannya, dan kondisi kuda-kuda melemah karena tidak ada makanan. Kekuatan koalisi Quroisy-Yahudi sendiri pada akhirnya terpecah, dan akhirnya mundur dari medan perang.

MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Ketika Musuh Urung Membalas Dendam



Dalam perang Uhud, pemmpin Quraisy Abu Sufyan gagal membunuh Nabi Muhammad SAW. Ia berjanji kembali berperang pada tahun berikutnya.

Mengantisipasi serangan Quroisy itu, Nabi SAW segera mempersiapkan pasukan dalam jumlah besar.

Saat itu musim panas, masa dimana biasanya orang tidak beraktivitas. Khawatir pasukannya gelisah karena terik matahari yang menyengat, Nabi SAW terus meyakinkan mereka bahwa orang yang berjuang di jalan Allah akan mendapat pahala berlipat ganda.

Sepanjang perjalanan, beliau juga mengajak mereka berbincang sambil bercanda. Kepada seorang seorang prajurit dengan unta kurus dan lemah, Nabi SAW bertanya “Maukah engkau menjual untamu padaku?’’. Prajurit itu menawarkan untuk memberikannya kepada nabi, tapi nabi menolak dan menawar harga satu dirham untuk membeli unta itu. Prajurit tersebut menolak, karena harga tersebut merugikannya. Nabi kemudian menawarkan harga lebih tinggi, 2 dirham, sambil tertawa. Nabi SAW terus bersenda gurau dengan prajurit-prajurit lainnya untuk menghilangkan rasa kesal dan lelah karena melakukan perjalanan di musim panas.

Akhirnya pasukan muslim tiba di Lembah Badar. Setelah menunggu beberapa hari ternyata pasukan Quroisy tidak muncul. Menurut informasi, pimpinan Quraisy Abu Sufyan memutuskan membatalkan peperangan meskipun mereka telah berangkat. Karena ia menerima informasi mengenai pasukan muslim yang berjumlah besar, dilengkapi persenjataan terbaru, kuda-kuda terlatih, dan tekad kuat berperang meski di bawah terik matahari. Peperangan itu akhirnya batal.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Kaum Muslimin Kalah di Uhud




Dalam perang Uhud, Nabi Muhammad SAW menempatkan limapuluh pemanah di puncak gunung. Nabi menekankan bahwa dalam kondisi apapun pasukan pemanah tidak boleh meninggalkan posisi mereka. Nabi sendiri bermarkas di ujung lembah di tepi gunung Uhud.

Pertempuran berlangsung begitu sengit. Hamzah berada di barisan terdepan kaum muslimin didampingi Abu Dujanah, Ali bin Abi Tholib, Sa’ad bin abi Waqqosh, Umar bin Khottob dan Ubaidah bin Jarroh.

Pasukan muslim terus menyerbu tentara musuh. Banyak penunggang kuda dari kubu Quraisy yang terlempar dari kudanya, termasuk Abu Sufyan yang berada di posisi tengah. Hanya Kholid bin Walid yang mampu bertahan karena ia dan pasukannya berada di posisi agak jauh.

Pasukan Quroisy ketika itu telah porak-poranda, lari meninggalkan kuda, baju besi, unta, kaum wanita, makanan dan perhiasan. Sesuai harapan perang berakhir dengan cepat.

Saat itu pasukan pemanah melihat rekan-rekan mereka di bawah sedang mengumpulkan harta rampasan perang. Sementara mereka diinstruksikan agar tidak meninggalkan posisi sebelum ada perintah nabi.

Takut tidak mendapat bagian harta rampasan, para pemanah tergoda turun gunung, bergabung dengan pasukan muslim lainnya mengumpulkan harta rampasan perang.

Melihat pasukan pemanah muslim telah turun gunung, salah satu pimpinan pasukan Quroisy, Kholid bin Walid yang mengawasi peperangan dari kejauhan memutuskan menyerang balik.

Serangan kilat itu memporakporandakan pasukan muslim bahkan Nabi SAW terluka parah. Dengan susah payah dalam situasi sangat menegangkan pasukan Muslim dapat membangun kembali pertahanan untuk menghadapi pasukan Quroisy. Dan Rosululloh SAW dapat diselamatkan dari serbuan musuh.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Perang Uhud; Balas Dendam Kekalahan Badar Quraisy



Dalam perang Badar, perang besar pertama yang dialami kaum Muslim, kaum Quraisy mengalami kekalahan. Abu Bakar yang berpengetahuan luas menegaskan bahwa semenanjung Arab belum pernah mengalami bencana sebesar perang Badar yang menelan begitu banyak korban.

Akibat kekalahan telak tersebut kaum Quroisy bersiap menuntut balas. Paman nabi Abbas bin Abdul Mutholib yang mendapat tugas intelejen menyampaikan informasi rahasia mengenai persiapan kaum Quroisy menyerbu Madinah.

Mendengar kabar itu, nabi pun menyiapkan pasukan. Langkah pertama, kaum muslimin menaklukkan dan menguasai pasukan Bani Tsa’labah dan Bani Ghatafan.

Mengetahui hal tersebut, pasukan Quroisy menjadi putus asa. Langkah satu-satunya yang harus mereka lakukan adalah secepat mungkin menyerbu Madinah.

Pasukan Quroisy berangkat dengan kekuatan 3-ribu pasukan terdiri dari budak-budak kulit hitam, tentara elit Makkah di bawah pimpinan pasukan berkuda dan jagoan-jagoan Makkah dari suku Tihamah dan Kinanah.Adapula wanita dan budak-budak perempuan cantik dikomandoi Hindun, yang menabuh rebana membangkitkan semangat pasukan. Di antara pasukan terdapat Kholid bin Walid dan Ikrimah bin Abu Jahal.

Sementara itu Nabi SAW mengimbau sekutu Yahudi Bani Quroidhoh dan Bani Nadhir agar ikut mempertahankan Madinah seperti ketentuan perjanjian damai. Namun sebagian besar mereka menolak dengan alasan pergi perang tidak disebutkan dalam perjanjian. Apalagi perang akan terjadi pada hari Sabtu, hari suci kaum Yahudi.

Menghadapi perang Uhud, Nabi Muhammad SAW mempersiapkan 1000 pasukan, beberapa ekor unta dan kuda, dan beberapa wanita yang membawa perbekalan dan minum. Namun pasukan muslim yang berperang menyusut menjadi 700 orang, karena 300 orang munafik mengundurkan diri kembali ke Madinah terhasut ajakan Abdulloh bin Ubay.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Wednesday, December 4, 2013

Kisah Rasulullah Pelanggaran Perjanjian Yahudi Bani Qoinuqo



Yahudi Bani Qoinuqo adalah kelompok Yahudi Madinah yang melanggar perjanjian damai dengan Nabi Muhammad SAW.

Mereka tinggal di jantung kotaMadinah, memonopoli perdagangan di Hijaz Utara. Di antara mereka ada yang menguasai bank-bank perkreditan dengan system riba dan mengadakan kontak dagang dengan Quroisy-Makkah.

Kemenangan kaum muslim dalam perang Badar membuat Yahudi-Bani Qoinuqo merasa terancam. Nabi pernah mengajak mereka pada Islam tapi mereka menolaknya dengan penuh kesombongan dan penghinaan.

Sahabat mengusulkan agar nabi tidak menjalin hubungan lagi dengan orang-orang Yahudi. Namun Nabi SAW memilih pendekatan persuasif mengimbau mereka bersikap tulus dan bersahabat. Namun Bani Qoinuqo tetap menunjukkan permusuhan.

Suatu ketika terjadi bentrokan di pasar Bani Qoinuqo menewaskan seorang tukang emas Yahudi dan seorang muslimin. Bentrokan dipicu tukang emas Yahudi yang menggangu seorang wanita muslim hingga baju wanita itu sobek dan tubuhnya terlihat. Akhirnya terjadi kerusuhan dan bentrokan.

Akibat pelanggaran perjanjian damai tersebut, Nabi Muhammad SAW memutuskan mengepung Bani Qoinuqo di benteng-benteng mereka. Setelah 15 hari pengepungan, Yahudi Bani Qoinuqo menyerah tanpa syarat kepada Nabi SAW dan menerima apapun keputusan Nabi.

Muncul tokoh munafiq Abdulloh bin Ubay yang bersekutu dengan kaum Yahudi. Abdullah meminta Nabi mengampuni teman-teman Yahudinya itu. Nabi marah, namun Abdulloh terus membujuk. Akhirnya nabi menyerahkan kaum Yahudi Bani Qoinuqo kepada Abdulloh bin Ubay tetapi mereka harus keluar dari Madinah. Sebagian Bani Qoinuqo kemudian menuju Yordania dan tinggal disana.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Peran Penyair dalam Da’wah Islam

 
Para penyair Arab di masa Rasululloh SAW dipandang sebagai sosok terkemuka yang mampu mempengaruhi masyarakat. Mereka melantunkan syair berisi penderitaan dan kehebatan suatu suku. Syair-syair itu masuk ke dalam benak setiap orang dan diteruskan kepada generasi berikutnya.

Menyadari hal tersebut, orang-orang Yahudi-Madinah dan Quroisy-Mekah melarang para penyair mendatangi Nabi Muhammad SAW. Para penyair dianggap dapat berperan dalam penyebaran ajaran Islam. Tetapi Nabi SAW terlebih dulu menyadari hal itu.

Beliau memperlakukan penyair terkenal Hassan bin Tsabit dengan istimewa. Setelah mendapatkan hati Hassan, nabi memintanya membuatkan syair untuknya dan meminta Hassan menyebarkan syair itu ke berbagai negeri. Hassan menyanggupinya.

Para sahabat pun memperlakukan Hassan bin Tsabit dengan istimewa karena ia paling lantang meneriakkan ajaran Islam melalui syairnya. Nabi berharap penyair lainnya seperti Umayyah bin Shalt, Malik bin Zuhair dan Abu Bashir bergabung dengan Hassan bin Tsabit.

Malik bin Zuhair adalah penyair yang secara terang-terang menentang ajaran Nabi dengan ejekan dalam syairnya sehingga ia mendapat harta dan emas dari saudagar Yahudi dan Makkah. Ada juga penyair yang tidak silau dengan umpan harta. Mereka terus mencari kebenaran ke tempat-tempat jauh seperti Abu Bashir.

Para pemuka Quroisy memblokade para penyair agar tidak berdagang dengan kaum Muslimin. Mereka juga meminta Zuhair bin Malik menyebarkan syair berisi ejekan terhadap nabi. Dalam sekejap syair-syair itu menyebar luas di Madinah.

Untuk menghadapinya Nabi SAW memerintahkan Hassan bin Tsabit menangkis syair-syair Zuhair dengan menciptakan syair yang mengejek orang-orang Yahudi dan Quroisy.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah: Badar, Perang Besar Pertama Kaum Muslimin


Perang Badar adalah perang besar pertama kaum muslimin menghadapi musyrikin Quroisy. Pasukan Quroisy dilengkapi baju besi dan pasukan kuda terlatih, sementara kaum muslimin yang jumlah tentaranya lebih sedikit, tidak memiliki perlindungan baju besi dan tanpa pasukan berkuda.

Nabi Muhammad SAW berdoa agar Allah menurunkan bantuan. Jika pasukan Quroisy dapat memenangi pertempuran, panji-panji da’wah Islam tidak akan pernah berkibar lagi. Abu Bakar selalu mendampingi Rasul berusaha menenangkan dan menumbuhkan kembali optimisme beliau.

Dalam pertempuran Badar, pasukan Quroisy hampir berhasil merebut sumber air namun Hamzah dengan pedangnya menebas siapapun yang berusaha merebut sumber air itu. Nabi terus menyemangati pasukannya yang tidak segan-segan menghadapi musuh, para musyrikin.

Umar menghabisi pamannya yang musyrik. Ubaidah bin Jarroh menaklukkan ayahnya. Ali bin Abi Tholib mengalahkan beberapa saudaranya.

Semangat pasukan Muslim semakin meningkat ketika Hamzah berhasil membunuh tokoh-tokoh Quroisy seperti Handholah bin Abu Sufyan, Harits bin Amr, dan Naufal bin Khuwailid. Nyali orang-orang Quroisy semakin ciut ketika Abu Jahal juga tewas. Bilal bin Rabah, bekas budak Umayyah yang disiksa dengan kejam oleh majikannya itu juga akhirnya berhasil memenggal Umayyah.

Akhirnya pasukan Quroisy kalah, lari tunggang langgang dan dilanda rasa takut meskipun jumlah mereka lebih banyak. Empatbelas tentara muslim syahid, tujuhpuluh orang pasukan Quroisy tewas dan tujuhpuluh lainnya ditawan.

Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar para tawanan diperlakukan dengan baik, tidak mengikatnya dengan keras dan memberi mereka minum. Di antara tawanan perang Badar tersebut terdapat menantu beliau yaitu suami Zainab dan paman nabi, Abbas bin Abdul Mutholib yang ketika itu masih belum masuk Islam.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Ketika Yahudi-Madinah Merasa Bisnisnya Terancam Da’wah Islam



Hijrah kaum Muslim Makkah ke Madinah membuat orang-orang Yahudi Madinah merasa terancam kepentingan bisnisnya. Mereka tidak rela orang-orang Muhajirin mengeruk keuntungan perdagangan lebih besar seperti diperoleh Abdurrohman bin Auf.

Kaum Yahudi Madinah kemudian merancang strategi penghancuran perekonomian umat Islam dengan membuat kontrak perdagangan palsu di pasar Bani Qoinuqo yang dikuasai kaum Yahudi sehingga merugikan kaum Muslimin. Pasar Bani Qoinuqo adalah satu-satunya pasar di Madinah

Menyikapi hal itu, nabi memerintahkan para pedagang Muslim membangun pasar-pasar baru yang tidak boleh disusupi orang Yahudi dan kelompok munafik pimpinan Abdulloh bin Ubay.

Banyak pedagang asing memilih pasar yang baru itu karena sistem perdagangan yang diterapkan lebih adil. Agar tercipta kejujuran di antara para pedagang Muslim, nabi melarang riba, curang, dan melarang menjual barang yang tidak ada. Penjual bertanggung jawab atas barang dagangannya dan pembeli mendapat jaminan dari barang-barang yang cacat. Nabi SAW juga melakukan kontrak perdagangan dengan orang-orang tak mampu.

Nabi mengatakan “Siapa yang memberi kemudahan kepada orang yang sedang dalam kesulitan, dia akan memperoleh kemudahan di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-hambaNya selama hamba itu menolong saudaranya”.

Di pasar itu pula da’wah Islam mulai bergema. Para pedagang asing yang merasakan sistem perdagangan yang lebih baik mulai tertarik lalu masuk Islam.

Sementara itu orang-orang Yahudi yang khawatir kepentingan bisnis mereka hancur, mengirimkan delegasi ke Makkah. Aliansi Yahudi dan Quraisy-Mekah sepakat melakukan pencekalan beberapa suku di Semenanjung Arab.

Selain menyebarkan fitnah agar tidak berdagang dengan kaum Muslimin, aliansi itu juga melarang para penyair mendatangi Nabi Muhammad SAW. Karena para penyair dianggap turut membantu dalam penyebaran Islam.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Tuesday, December 3, 2013

Kisah Rasulullah Nabi Muhammad SAW Menghadapi Tantangan Internal



Selain menghadapi ketegangan dengan pihak Quroisy-Makkah, kepemimpinan Nabi Muhammad SAW di Madinah menghadapi masalah internal termasuk dari sahabat beliau.

Suatu ketika kaum muslimin dikejutkan oleh perilaku Hamzah yang kembali pada gaya hidup jahiliyahnya. Hampir setiap malam Hamzah mendatangi tempat-tempat hiburan, berjudi dan bermalam dengan wanita-wanita penghibur. Keesokan harinya Hamzah ke masjid menceritakan kesenangannnya itu lalu tertidur di masjid. Nabi sedih melihat perilaku Hamzah.

Nabi SAW kemudian memerintahkan para sahabat menjauhi tuak karena mudhorotnya yang besar, juga meminta para sahabat mengucilkan Hamzah. Mendapat pengucilan tersebut, Hamzah menyadari kesalahannya dan bertaubat. Melihat ketulusan Hamzah, nabi dan para sahabat kemudian memaafkannya.

Setelah Hamzah, Nabi Muhammad SAW dikejutkan oleh perselisihan dua sahabat terdekatnya, Abu Bakar dan Umar bin Khottob.

Abu Bakar bercerita kepada nabi bahwa ia mengingatkan Umar yang melakukan sebuah kesalahan namun Umar malah berbalik memarahi Abu Bakar. Ketika Abu Bakar hendak meminta maaf, Umar menolaknya.

Tak lama setelah kedatangan Abu Bakar, Umar datang. Nabi lalu berkata pada Umar, “Abu Bakar adalah sahabatku, dia mempercayaiku melebihi kepercayaannya kepada dirinya. Jika aku tiada, apakah engkau akan meninggalkan sahabatku itu?”.

Mendengar kemarahan Nabi, Umar segera meminta maaf kepada Abu Bakar juga kepada nabi. Akhirnya Nabi SAW memaafkan Umar dan meminta sahabatnya itu tidak lagi bertengkar, tidak bercerai-berai, dan tidak tertipu rayuan harta.

Sejak peristiwa Hamzah, tidak ada lagi sahabat yang minum tuak. Dan setelah hubungan Abu Bakar dan Umar membaik, tidak ada lagi sahabat yang bermusuhan.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Kaum Munafik Bermain di Air Keruh





Ujian terhadap kepemimpinan Nabi Muhammad SAW di Madinah terjadi beberapa kali, terutama di masa awal kepemimpinan beliau. Beberapa lama setelah hijrah ke Madinah dan Rasulullah SAW telah menjadi pemimpin Madinah, terjadi wabah demam. Sebagian besar orang Muhajirin sakit termasuk Abu Bakar dan Ruqoyyah putri Nabi.

Di tengah kegentingan itu kaum Muhajirin dan Anshor saling tuduh sebagai sumber penyebab wabah. Namun orang-orang Anshor tetap mencarikan tabib untuk kaum Muhajirin. Nabi SAW pun mengunjungi mereka yang sakit dan berdoa.

Tokoh munafik Abdullah bin Ubay turut menyebarkan fitnah bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penyebab wabah itu serta menghasut orang-orang agar mengusir beliau.

Menanggapi hal itu Nabi Muhammad SAW hanya diam menahan emosinya sehingga untuk beberapa hari beliau tinggal di rumah. Kaum Anshor memarahi Abdulloh bin Ubay atas tindakannya. Mereka lalu mendatangi nabi dan bersumpah bahwa beliau tetap boleh mengunjungi rumah kaum Anshor.

Sementara itu Nabi Muhammad SAW mengingatkan kaum Anshor agar tidak terprovokasi berbagai hasutan.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Sepakat Damai Melalui Piagam Madinah



Saat Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin tiba di Madinah dalam peristiwa hijrah dari Makkah, para saudagar Yahudi adalah pemegang posisi strategis sektor perekonomian, perbankan dan industri emas di Madinah.

Sementara tokoh Madinah Abdulloh bin Ubay dan kelompoknya adalah pemegang kendali pemerintahan Madinah. Sejak kedatangan nabi, kekuasaan Abdulloh melemah, namun Nabi tetap menjaga hubungan baik dengannya.

Nabi SAW mengundang seluruh warga Madinah termasuk orang-orang Yahudi untuk datang ke masjid guna menyepakati sebuah perjanjian tertulis yang dikenal sebagai Piagam Madinah.

Perjanjian itu mengharuskan seluruh warga Madinah bersatu, saling mengasihi dan menolong, jujur dan tidak melakukan perbuatan dosa. Harta benda dan tempat-tempat ibadah orang-orang Yahudi mendapat jaminan perlindungan. Semua warga Madinah wajib memerangi orang-orang yang menyerang Madinah serta membiayai perang tersebut.

Setelah pemberlakuan pakta tersebut kaum muslimin hidup lebih baik di Madinah dibanding saat di Makkah.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Membangun Kembali Kehidupan dari Awal Di Madinah


Saat baru tiba di Madinah setelah Hijrah dari Makkah, Nabi Muhammad SAW membangun masjid sebagai tempat berkumpul kaum Muslimin.

Siang hari kaum Muhajirin dan Anshor berkumpul di masjid mempelajari prinsip-prinsip kehidupan Islam yang disampaikan nabi. Malam harinya masjid digunakan untuk menampung kaum Muhajirin-Makkah yang belum mempunyai tempat tinggal.

Beredar kabar bahwa kalangan Yahudi-Madinah khawatir rombongan orang Muhajirin yang hijrah dari Makkah akan menjadi beban bagi masyarakat Madinah. Karena mereka akan memperoleh makanan dan minuman tanpa melakukan apapun.

Maka Nabi SAW menganjurkan kaum Muhajirin bekerja. Yang tidak mengetahui cara bertani, belajar mencangkul tanah, menabur benih, memupuk tanaman, dan mengairi lahan-lahan, dibantu para petani Anshor-Madinah.

Mengingat lahan-lahan pertanian Yatsrib tidak memadai untuk ditanami oleh sekian banyak pendatang Makkah, nabi meminta kalangan kaya Muhajirin membeli tanah-tanah Madinah yang cocok untuk pertanian. Tanah tersebut digarap oleh mereka yang belum memiliki pekerjaan, sementara hasil panennya diharapkan dapat menstabilkan neraca perekonomian setelah terpencar-pencarnya orang-orang Muhajirin. Parapedagang kaya Muhajirin berinvestasi pada sector pertanian dan perdagangan.

Sementara Abu Bakar menyerahkan 40ribu dirham uangnya kepada Nabi Muhammad SAW untuk dikelola sebagai dana santunan bagi mereka yang tidak memperoleh pekerjaan atau tidak mampu lagi bekerja.

Nabi menghimbau para sahabat Muhajirin dan Anshor yang kaya untuk meniru Abu Bakar demi memerangi pengangguran dan kemiskinan. Umar menyerahkan separuh kekayaannya, sahabat yang lain juga menyerahkan harta sesuai kemampuan masing-masing.

“MUHAMMAD THE MESSENGER- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Monday, December 2, 2013

Kisah Rasulullah Ketika Yahudi-Madinah Terusik Da’wah Islam



Dalam rangka membangun kehidupan baru kaum muslim di Madinah setelah hijrah, kaum Muhajirin dan Anshor yang berkecukupan berusaha sekuat tenaga mengangkat saudara sesama muslim pada tingkat yang lebih baik.

Para saudagar Madinah yang sebagian besar kaum Yahudi, merasa terancam oleh pola hubungan sosial yang dikembangkan Nabi Muhammad SAW. Orang kaya harus memberi makan dan pakaian kepada orang miskin, para majikan harus memenuhi hak buruhnya, dan lainnya. Mereka harus melakukan sesuatu untuk mengatasi hal tersebut.

Maka para saudagar Yahudi-Madinah itu mulai menyebarkan fitnah untuk memojokkan Nabi SAW. Upaya ini didukung tokoh Madinah, Abdulloh bin Ubay, yang sejak lama memimpikan menjadi pemimpin di Madinah dan ia telah mempersiapkan diri untuk posisi itu. Namun ia batal menjadi pemimpin kedatangan Nabi Muhammad SAW. Orang-orang Madinah yang telah beriman berpaling pada Nabi Muhammad SAW menyebabkan rencana Abdulloh bin Ubay gagal.

Menyadari hal tersebut Rasulullah SAW berbelas kasih kepada Abdulloh bin Ubay dan tetap menjaga hubungan baik dengannya.

Mengetahui fitnah yang dihembuskan para saudagar kaya Yahudi dan Abdulloh bin Ubay, Nabi Muhammad SAW tidak menghadapi mereka secara frontal. Prioritas beliau adalah menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang di kalangan penduduk Madinah seperti kesuksesan beliau menyatukan dua suku Madinah, Aus dan Khozroj yang telah sejak lama konflik.

Nabi merasa harus mengintegrasikan warga Madinah agar kaum Muslim memiliki kekuatan menghadapi orang-orang Quroisy, mencegah mereka menyusup ke dalam celah-celah di antara kaum muslimin dengan penduduk Madinah.

“MUHAMMAD THE MESSENGER’- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Mengikis Sikap Mengagungkan Diri



Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah ke Yastrib atau Madinah pada usia 53-tahun ditemani Abu Bakar.

Tiba di Madinah tak lama kemudian beliau mengumumkan akan membangun masjid dan meminta seluruh kaum Muhajirin-Makkah dan Anshor-Madinah berpartisipasi dalam pembangunan itu.

Para saudagar kaya sebenarnya sangat berat hati ikut dalam pekerjaan ini. Tetapi setelah melihat sendiri nabi turun langsung ikut bekerja, terpaksa mereka ikut bekerja. Nabi Muhammad SAW berusaha menumbuhkan penghargaan di hati mereka terhadap pekerjaan tangan.

Demi membangkitkan semangat kaum musilmin yang bekerja, Ali bin Abu Tholib dan Ammar bin Yasir melantunkan syair-syair penyemangat sambil bekerja. Utsman bin Affan sempat mencemooh Ammar tetapi Ammar terus saja bekerja. Utsman bin Affan adalah saudagar Makkah terpandang dan kaya raya, suami Ruqoyah putri Nabi.

Hampir saja terjadi pertengkatan antara Utsman dan Ammar. Nabi Muhammad SAW mengetahui kejadian ini dan beliau tidak akan tinggal diam terhadap sikap mengagungkan diri yang masih melekat pada diri sebagian kaum muslimin.

Sikap mengagungkan diri dapat merusak integritas kaum muslimin yang sedang membangun kehidupan baru. Nabi menunjukkan antipati terhadap sikap Utsman dan orang-orang yang bersamanya.

Setelah menerima nasihat nabi, kalangan kaya ini meminta maaf pada Ammar dan akhirnya mau bekerja dengan tangan mereka yang halus dan tidak pernah bekerja kasar. Pembangunan masjid selesai dalam hitungan hari.

“MUHAMMAD THE MESSENGER” -Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Rencana Keji Quraisy Terhadap Nabi Muhammad SAW


Hijrah kaum muslimin ke Madinah di masa awal da’wah Islam membuat para pemimpin Quraisy khawatir dengan masa depan ekonomi dan politik mereka.

Mereka sepakat membunuh Nabi Muhammad SAW dengan merekrut pemuda tangguh dan terpandang dari setiap suku dan mempersenjatai mereka. Tanggung jawab dari tindakan itu akan dipikul oleh semua suku.

Persekongkolan keji itu diketahui nabi melalui pemberitaan wahyu. Beliau lalu memutuskan untuk hijrah secara sembunyi-sembunyi malam harinya.

Abu Bakar menyiapkan dua unta dan seorang pembantu setia, sementara Ali bin Tholib ditugaskan tidur di tempat tidur nabi. Saat malam tiba, para pemuda Quroisy telah siaga di depan pintu rumah menunggu nabi keluar. Namun hingga menjelang pagi, nabi tak kunjung muncul dan mereka memutuskan membunuh nabi di tempat tidurnya. Namun mereka terkejut karena hanya menemukan Ali.

Kelompok pemuda Quraisy itu menduga Nabi Muhammad bersembunyi di rumah Abu Bakar. Asma putri Abu Bakar mengatakan tidak tahu kemana ayahnya pergi saat ditanya Abu Jahal. Abu Jahal menampar Asma sampai anting-antingnya terlepas.

Sementara itu Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar berhasil lolos bersama Banagatiz, pembantu Abu Bakar, yang memandu melewati jalan-jalan yang tidak biasa dilalui.

Setelah perjalanan sulit penuh tantangan, nabi Muhammad dan Abu Bakar beristirahat di sebuah gua// Abu Bakar memerintahkan Banagatiz kembali ke Makkah menemui Abdulloh putra Abu Bakar agar mencari informasi tentang langkah para pemimpin Quroisy.

Asma putri Abu Bakar menyusupkan makanan untuk nabi dan ayahnya pada ikat pinggang Abdulloh// Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari.

Setelah mengetahui para pemimpin Quroisy putus asa dan menghentikan pengejaran, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan ke Yatsrib yang juga cukup sulit melewati bukit-bukit batu terjal dengan sembunyi-sembunyi.

‘MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rasulullah Da’wah Nabi Muhammad SAW Didukung Kaum Cendekiawan Yatsrib



Nabi SAW melakukan da’wah di masa awal penyebaran Islam di Makkah dengan mencari dukungan dari rombongan dagang berbagai suku Arab.

Suku Kalb dan suku Bani Hanifah termasuk yang menolak terang-terangan dengan sikap menentang. Walau begitu Nabi SAW terus berda’wah ke setiap kelompok pendatang hingga akhirnya bertemu kelompok pendatang dari Yatsrib, dari suku Khojroz.

Nabi mengajak mereka pada Islam, meminta kesediaan mereka menampung dan mendukungnya. Ada enam lelaki dan perempuan dari mereka yang menyatakan keimanan. Mereka berbaiat tidak akan berzina, mencuri, berbohong, dan tidak akan curang dalam timbangan dan tidak membunuh anak-anak.

Kembali ke Yatsrib, enam orang Khojroz itu mengajak warga lain untuk mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Sebagian besar masyarakat Yatsrib dari kalangan cendekiawan menerimanya.

Ketika Islam mulai menyebar di Yatsrib, suku Aus yang merupakan pesaing suku Khozroj juga mulai tertarik dengan Islam dan mencari informasi lebih banyak. Beberapa orang dari suku Aus kemudian pergi ke Makkah menemui nabi dan menyatakan keimanan.

Parapemimpin Quroisy yang mengetahui masuk Islamnya kalangan Aus dan Khozroj mengirim utusan ke Yatsrib untuk melakukan intimidasi. Namun masyarakat Yastrib tidak menggubrisnya dan pemerintah Quroisy tidak dapat berbuat apa-apa.

Yatsrib merupakan pusat perdagangan senjata, pasar-pasar emas, dan perdagangan bahan-bahan makanan. Secara geografis Yatsrib berbeda dengan Makkah. Yatsrib adalah daerah dataran rendah yang subur penuh dengan kebun.

Di Yastrib Nabi SAW menemukan tempat aman untuk berlindung dan membela diri dari segala ancaman orang-orang Quroisy. Kelak Nabi dan para sahabat hijrah ke Yatsrib yang kemudian berganti nama menjadi Madinah.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Sunday, December 1, 2013

Panduan Cara Memakai Kain Ihram Pria dan Wanita (Video)



Cara memakai kain ihram ikhwan dan akhwat



Kain Ihram Import

Kain Ihram Lokal

Kain Ihram Anak

Kisah Rosulullah Permulaan Hijrah ke Madinah



Da’wah Nabi Muhammad SAW telah menyebar hingga keluar Makkah yaitu Yastrib atau Madinah dengan masuk Islamnya suku Aus dan Khozroj.

Mengetahui hal ini para pemuka Quroisy menduga kuat bahwa Nabi Muhammad SAW akan melumpuhkan mereka dengan dukungan masyarakat Yatsrib. Maka kalangan penguasa Quraisy mulai menyiksa orang-orang yang masuk Islam dengan sangat kejam. Nabi menyarankan para sahabat hijrah ke Yatsrib.

Mush’ab bin Umair diutus untuk bernegosiasi soal rencana tersebut dan masyarakat Yatsrib menyatakan bersedia menampung para pengungsi. Maka para sahabat mulai keluar dari Makkah sembunyi-sembunyi. Kedatangan mereka di Yatsrib disambut penuh kehangatan.

Parapemimpin Quroisy menugaskan orang untuk menyusul para pengungsi, membujuk mereka dengan segala cara agar kembali ke Makkah. Gagal, maka orang-orang Quroisy memperketat pengepunan kepada orang-orang yang masih tersisa di Makkah dan menyuruh perampok menghalangi perjalanan para pengungsi.

Bagaimanapun hari demi har jumlah kaum muslimin yang mengungsi ke Yatsrib bertambah banyak. Sebagian meninggalkan istri dan anak-anak untuk melindungi mereka dari kekejaman kaum Quroisy.

Hamzah dan Umar termasuk sahabat yang hijrah belakangan dan tidak ada orang yang berani menghalangi mereka. Umar memimpin orang-orang yang sebelumnya tidak menemukan cara keluar dari Makkah.

Sementara di Makkah masih ada Abu Bakar, Ali bin Abi Tholib dan Nabi SAW. Abu Bakar menanyakan kepada Nabi kapan mereka akan pergi. Nabi meminta Abu Bakar bersabar dan merahasiakan rencana hijrahnya hingga menemukan waktu yang tepat.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rosulullah Berda’wah di Pusat-pusat Perdagangan



Di masa awal da’wah Islam, pusat-pusat perdagangan di Makkah seperti pasar Ukazh dan pasar Dzil Majaz adalah tempat Nabi Muhammad SAW berda’wah.

Di suatu pasar, nabi yang ditemani Abu Bakar mendatangi salah satu suku pendatang. Abu Bakar memberi salam lalu menanyakan asal mereka.

Ketika disebutkan nama Syaibah bin Tsa’labah, Abu Bakar mengenal mereka dan menyebut beberapa kebesaran suku pendatang itu. Mereka senang mendengarnya. Abu Bakar kemudian memperkenalkan Nabi Muhammad SAW dan beliau mulai menyampaikan Islam. Kafilah dagang itu menanyakan lebih lanjut mengenai ajaran Islam.

Namun saat itu Abu Lahab ada di dekat mereka dengan mengenakan baju kebesarannya. Ia berkata “Jangan kalian dengarkan ucapannya dia adalah pembual besar”.

Ketika pedagang asing tahu laki-laki tersebut adalah Abu Lahab, paman nabi, timbullah rasa tidak simpati mereka kepada Abu Lahab. Mereka menilai perilaku Abu Lahab sebagai kenistaan yang tidak layak bagi orang Arab yang mulia. Mereka membela Nabi SAW.

Bagaimanapun ketika Nabi meminta kesediaan mereka untuk menerima dan membela dirinya, rombongan suku pendatang itu tidak bisa memberikannya. Selain jauh, negeri mereka pun berada di bawah kekuasaan Kaisar Kristen Romawi Timur.

Nabi mengatakan bahwa jika mereka berjuang untuk Islam, Allah akan mewariskan bumi, harta kekayaan dan kaum wanita. Ucapan ini cukup menggetarkan hati mereka. Sebelum pulang ke negerinya, kelompok tersebut berjanji akan memikirkan Islam dengan serius.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rosulullah Respon Keras Terhadap Da’wah Nabi Muhammad SAW



Di masa awal da’wah Islam, Nabi Muhammad SAW sempat pergi ke Tho’if dalam situasi berduka setelah ditinggal wafat Abu Tholib pamannya dan istrinya, Siti Khodijah.

Berharap da’wah di Tho’if mendapat sambutan baik, yang terjadi justru penolakan dan permusuhan sengit dari penduduk Tho’if. Akhirnya beliau kembali ke Makkah.

Nabi mengunjungi para saudagar asing di sekitar Ka’bah dan menyampaikan ajaran Islam. Esoknya seorang diri tanpa Hamzah ataupun Umar, Nabi SAW menemui para pemuka Quroisy di sekitar Ka’bah. Jumlah mereka sekitar sepuluh orang, terdiri dari pemimpin, para jagoan penunggang kuda dan pembantunya.

Nabi SAW berkata “Wahai orang-orang Quroisy, aku datang untuk memenggal leher kalian”. Diluar dugaan para pemuka Quroisy itu bungkam tidak berkata apa-apa dan tidak mengambil tindakan apapun kepada nabi.

Bagaimanapun para pemuka Quroisy bertekad melakukan tindakan keras. Saat Nabi sholat di Maqom Ibrahim mereka melompati beliau. Utbah bin Robi’ah menjeratkan selendang nabi ke leher beliau saat rukuk, menariknya hingga nabi terjatuh, sementara orang-orang Quroisy lainnya memukuli nabi.

Seseorang yang melihat nabi dizalimi, mencari Hamzah dan Umar namun mereka sedang tidak berada di Makkah, kemudian menyusul Abu Bakar yang juga sempat terkena pukulan Utbah.

Tiba di rumah, Nabi SAW disambut tangis putrinya karena melihat baju ayahnya robek dan wajahnya merah lebam, memar akibat pukulan. Sambil merawat luka-luka itu, putri beliau menyarankan agar beliau menikah lagi dan menyarankan Aisyah, putri Abu Bakar. Nabi Muhammad SAW pun kemudian melamar Aisyah.

“MUHAMMAD THE MESSENGER” -Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rosulullah Tahun Duka Cita


Ketika Islam mulai meluas ke luar wilayah Makkah di masa awal penyebarannya, paman Rasulullah SAW dan pelindung utama beliau dari tekanan penguasa Quraisy, Abu Tholib, sakit parah.

Nabi menemaninya sambil berusaha mengajak Abu Tholib pada Islam. Namun Abu Tholib wafat dalam kemusyrikan. Nabi SAW pulang ke rumah dengan sangat sedih. Di rumah, istrinya, Siti Khadijah pun sedang sakit. Tak lama Siti Khadijah pun wafat.

Hanya dalam beberapa hari, Nabi SAW kehilangan paman yang sangat menyayanginya dan Istri yang setia mendampingi dalam suka dan duka. Sebagian sahabat menyarankan beliau menikah lagi untuk mengurangi kesedihan.

Bersamaan dengan itu, mendadak kaum muslimin yang hijrah ke Etiopia kembali ke Makkah. Raja Najasyi yang memberikan perlindungan politik kepada mereka, menghadapi kriris politik.

Kaum muslimin yang hijrah ke Etiopia itu juga mendengar kondisi Makkah telah mengalami perubahan. Mereka kembali beserta istri-istrinya. Namun ada pula wanita yang pulang sendiri karena suaminya meninggal. Kepada beberapa sahabat, Nabi SAW mengemukakan niat untuk menikahi salah satu wanita tersebut.

Di lain pihak pemerintah Quraisy memanfaatkan kesedihan Nabi SAW untuk menghancurkan beliau. Mereka mengganggu para sahabat yang baru tiba dari Etiopia. Caranya dengan membuang barang dagangan mereka dan menyiksa sebagian sahabat.

Abbas paman nabi menyarankan beliau pergi ke Tho’if karena disana ada beberapa kenalannya, juga ada lahan pertanian anggur dan zaitun yang cukup luas, banyak budak, buruh, petani dan kaum wanita terlantar. Diharapkan Nabi akan bertemu orang-orang yang akan membelanya karena menghormati pamannya, Abbas.

Maka nabi SAW bersama anak angkatnya Zaid bin Haritshah berangkat ke Tho’if dengan harapan mendapat tempat berlindung dan menyebarkan Islam. Namun Nabi menghadapi kenyataan yang sebaliknya.

“MUHAMMAD THE MESSENGER” -Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rosulullah Kedatangan Nabi SAW Ditolak Keras Warga Tho’if



Tak lama setelah Nabi SAW ditinggal wafat pamannya, Abu Tholib, dan istrinya Siti Khodijah, beliau pergi ke Tho’if atas saran pamannya, Abbas. Beliau berangkat bersama Zaid bin Haritshah, anak angkatnya.

Namun di Thoif beliau mendapat penolakan hebat dari warga. Mereka mengusir Nabi SAW karena tidak ingin merusak hubungan baik dengan para pedagang Quraisy. Orang-orang Tho’if juga khawatir jika ajaran Islam menyebar ke tempat mereka, para budak akan mendapatkan posisi sederajat dengan majikannya.

Penduduk Tho’if juga membenci ajaran Nabi SAW terkait pelarangan riba dalam perdagangan, pelarangan Khomar dan daging babi yang merupakan hasil perdagagan utama mereka.

Paman Nabi, Abbas, memiliki banyak kenalan di Tho’if namun wibawa yang dimilikinya tak sebesar Abu Tholib maupun Siti Khodijah. Penduduk Tho’if memperlakukan nabi dan Zaid dengan kejam. Mereka melempari dan menertawakan beliau, memaksa mereka keluar dari Tho’if.

Dengan susah payah dalam keadaan terluka dan berdarah, Nabi SAW dan Zaid terus berjalan keluar dari Tho’if. Saat beristirahat nabi mengeluh dan berdoa kepada Allah dalam kesedihan dan bingung.

Tidak lama setelah beliau berdoa, tumbuh kembali semangat dan optimisme beliau untuk kembali ke Makkah melanjutkan da’wah. Rasulullah SAW bertekad mendobrak benteng-benteng penghalang yang dibangun pemerintah Quroisy.

“MUHAMMAD THE MESSENGER” – Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rosulullah Islamnya Cendekiawan Thufail bin Amr



Keberanian Nabi Muhammad SAW menghadapi intimidasi kaum Quraisy menumbuhkan kekaguman orang dari luar Mekah. Diantaranya penyair, ahli filsafat, dan pemimpin kabilah Daus yang jauh, Thufail bin Amr, yang bersusah-payah mengunjungi rumah Nabi.

Thufail menceritakan bahwa orang-orang Quraisy menakuti-nakutinya agar tidak mendengarkan da’wah Nabi SAW. Tapi setelah Thufail berbicara langsung dengan nabi, ia tertarik pada Islam hingga akhirnya masuk Islam. Kembali kepada kaumnya, Thufail mengajak mereka pada Islam, termasuk istri serta ayahnya. Thufail terus mengajak kaumnya pada Islam hingga terkumpul 70 orang yang masuk Islam.

Mengetahui hal ini orang-orang Quraisy sangat khawatir ajaran Islam menyebar ke luar Makkah. Jika ada orang yang bersedia membela, sudah pasti Muhammad akan lebih kuat dan jika kekuatan telah terbentuk, Muhammad akan menyerang masyarakat Quraisy-Makkah dan menjadi raja.

Kaum Quraisy menyesal telah membiarkan Thufail menemui Muhammad SAW. Maka orang-orang Quraisy segera melakukan langkah strategis dengan menekan kaum muslimin yang tinggal di luar Mekah.

Tidak berhasil menakut-nakuti mereka, kaum Quraisy memilih cara kekerasan. Militer Makkah mengawasi setiap pendatang dengan menyebarkan mata-mata di setiap pasar Makkah dan saat musim haji. Hukuman bagi para pelanggar akan diusir dan dipukul. Tapi nabi terus menyampaikan Islam kepada para pendatang di sekitar Ka’bah. Sebagian mereka ada yang diam mendengarkan, sebagian ada yang berpaling.

“MUHAMMAD THE MESSENGER” -Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rosulullah Keberanian Pemimpin, Mengukuhkan Pengikutnya

 
 
Keberanian Nabi Muhammad SAW menghadapi intimidasi kaum Quraisy di masa awal da’wah Islam menumbuhkan kekaguman di kalangan rakyat kecil.

Sebagian berpikir bahwa seandainya bergabung dengan nabi, tidak akan ada lagi yang menghina mereka. Keberanian nabi menghadapi orang-orang Quraisy mampu menumbuhkan kekukuhan hati para pengikutnya.

Parapemuka Quraisy khawatir kecenderungan tersebut mempengaruhi orang asing yang datang ke Makkah. Sehingga mereka menebar propaganda bahwa nabi telah melanggar hukum. Orang yang mendengarkan Muhammad dianggap menentang pemerintah Makkah.

Pemerintah Makkah juga melakukan berbagai upaya untuk mencegah para penyair dan cendekiawan agar tidak terpengaruh ajaran Muhammad SAW. Secara khusus masyarakat Makkah sangat segan kepada penyair. Setiap suku membangga-banggakan diri dengan penyairnya dan sangat memperhatikan kata-kata mereka. Jika ada penyair mengikuti ajaran Muhammad dan memuji-muji ajarannya, maka Islam akan meluas ke berbagai penjuru dunia.

Bagaimanapun Nabi SAW dengan gigih terus berusaha menyebarkan da’wahnya. Satu kali saat nabi berda’wah kepada para penyair di sekitar ka’bah, seorang pria asing berteriak mencari orang yang dapat membantunya menuntut Abu Jahal karena Abu Jahal telah mengambil haknya dengan membeli unta tapi tidak membayar.

Orang-orang kemudian menunjuk nabi. Orang-orang sudah bersiap-siap mengejek nabi jika beliau tidak berani menghadapi musuh yang paling garang itu.

Nabi menuju rumah Abu jahal dan menggertak agar Abu Jahal membayar unta kepada pria asing tadi. Abu Jahal kemudian menyerahkan uang pada pria asing tadi. Keberanian Nabi Muhammad SAW ini kemudian menimbulkan kekaguman di hati orang-orang asing yang tengah berada di Makkah.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi

Kisah Rosulullah Niat Lain Dibalik Boikot Pemerintah Quraisy



Saat da’wah Islam di Makkah terus meluas, para petinggi Quraisy harus mengambil langkah-langkah strategis yang dapat mendiskreditkan nabi dan para pengikutnya. Karena Bani Hasyim dianggap paling bertanggung jawab dalam hal meluasnya da’wah Islam, para elit Quroisy sepakat memboikot Bani Hasyim.

Mereka menetapkan larangan menjalin pernikahan, jual beli, dan tidak boleh memberi suplai makanan kepada Bani Hasyim. Peraturan ini digantungkan di dinding Ka’bah. Aksi kebencian dan blokade dipimpin langsung Abu Sufyan dan Abu Jahal.

Tak lama berselang terungkap bahwa tindakan keterlaluan Abu Sufyan, Abu Jahal dan kedua kabilah mereka ternyata memiliki niat terselubung. Persoalannya bukan menyingkirkan Muhammad, melainkan bagaimana caranya meruntuhkan dan menghancurkan Bani Hasyim. Sehingga posisi pemerintahan, perdagangan dan harta kekayaan akan jatuh ke tangan kabilah Abu Sufyan dan Abu Jahal.

Mengetahui hal itu orang-orang yang sebelumnya membenci, iri dan dengki kepada Bani Hasyim berubah pikiran menjadi simpati, iba dan kasihan. Mereka tergugah merobek lembar pengumuman.

Saat hari gelap, Hisyam bin Amr, mengantarkan makanan secara diam-diam untuk Bani Hasyim lalu menemui Zuhair bin Abi Umayyah membicarakan nasib warga yang diboikot.

Keesokan harinya Zuhair pergi ke Ka’bah dan berpidato mengenai penderitaan warga Bani Hasyim akibat embargo, serta mengajak warga untuk mendukunganya merobek lembar pengumuman. Abu Jahal menentang dengan keras tapi Zuhair dan empat tokoh tadi tetap pada pendirian untuk merobek lembar embargo itu.

Akhirnya boikot pun berakhir. Kaum Quraisy gagal meraih tujuan merebut kekuasaan di Makkah dari Bani Hasyim, juga gagal menghalangi da’wah Nabi Muhammad SAW.

“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi