Nabi SAW memulai misi da’wah Islam kepada kerabatnya sendiri. Saat mengumpulkan mereka di Bukit Shofa, diantara paman Nabi yang hadir adalah Abu Lahab.
Dengan suara lantang dari atas bukit Shofa Nabi SAW menyampaikan; “Sesungguhnya Allah memerintahkan aku agar memberikan peringatan kepada kerabat dekatku. Sesungguhnya aku tidak dapat memberikan keuntungan dunia dan akhirat bagi kalian kecuali kalian mau menyatakan “Laa ilaaha illallah”.
Mendengar itu meledaklah kemarahan Abu Lahab. Ia mengangkat kedua tangannya ke wajah Nabi dan dengan kasar berkata “Celakalah seluruh hari-harimu, Muhammad! Hanya untuk inikah engkau mengumpulkan kami?”.
Semua yang hadir diam menanti Nabi menjawab. Ali yang geram dengan tingkah Abu Lahab berusaha mengendalikan emosinya. Nabi lalu berkata “Muhammad tidak akan pernah bungkam terhadap orang yang menentangnya. Muhammad tidak akan pernah menerima caci maki dan penghinaan terhadap dirinya dan ajaran-ajarannya dari siapapun sekalipun dari pamannya sendiri”.
Mengenai peristiwa tersebut Allah menurunkansurat111-Al-Lahab ayat 1-5 yang mengecam keras sikap Abu Lahab.
Sejak saat itu dengan segala kekuatan yang dimiliki berupa kedudukan, kekuasaan dan kelompok, para bangsawan Makkah seperti Abu Lahab terus berupaya menangkal da’wah Nabi dengan terror dan intimidasi.
Ruqoyah, putri Nabi, salah satu korban intimidasi itu. Utbah bin Abu Lahab, suami Ruqoyah, menceraikannya. Abu Lahab sendiri memukulinya, sementara istri Abu Lahab, Ummu Jamil, merobek-robek baju Ruqoyah.
“MUHAMMAD THE MESSENGER” -Abdurrahman Asy-Syarqawi
No comments:
Post a Comment