Monday, September 23, 2013

Ka'bah dan Sekitarnya



Ketika salah seorang Quraisy yang ikut membangun Ka’bah memasukkan tongkat pengungkitnya di antara dua buah batu agar dapat mengambil salah satunya untuk mendapatkan dasar atau pondasi bangunan Ka’bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim, bergeraklah batu itu yang diikuti getaran bumi sekitar Makkah dan ketika dicoba lagi juga bergetar lagi. Maka mereka menetapkan mulai dari dasar pondasi itulah Ka’bah dibangun kembali (tahun 606 M).

Pembangunan yang dilakukan oleh orang Quraisy ini adalah pembangunan yang kedelapan, yaitu pertama oleh para Malaikat, kedua oleh Nabi Adam, ketiga kali oleh Syits bin Adam, keempat oleh Nabi Ibrahim, kelima oleh suku Amalik, keenam kali oleh suku Jurhum, ketujuh kali oleh Qushayyi bin Kilab.

Kemudian setelah orang Quraisy, pembangunan dilakukan lagi pada tahun 683 M oleh Abdullah bin Zubair bin Awwan. Dan pada tahun 684 M dilakukan pembangunan lagi oleh Hajjaj bin Yusuf Al-Tsaqafi. Adapun yang sampai sekarang kita lihat adalah hasil pembangunan Sultan Murad IV Al-Utsmani pada tahun 1630 M.
Nama Ka’bah diambil dari bahasa Arab yang berarti bangunan segi empat. Menurut sebagian orang, bangunan bersegi empat adalah melambangkan persatuan yang kokoh karena terdiri dari empat sisi yang satu dengan lainnya saling memperkuat untuk berdiri. Adapun kenyataan yang ada pada Ka’bah adalah bahwa sisi satu dengan sisi yang lain adalah tidak sama panjang walaupun kalau kita pandang tampak sama, itu memberi isyarat bahwa persatuan umat Islam adalah dalam akidah dan qiblat, bukan dalam bentuk dan kelompok.

Sejak zaman Nabi Ismail, Ka’bah sudah dibajui atau diberi penutup semacam curtain dari luar yang disebut KISWAH. Yang pertama member Kiswah dari bahan sutera adalaj Hajjaj, yaitu pada tahun 684 M. Adapun kiswah hitam yang sekarang ini adalah bikinan pemerintah Arab Saudi. Terdiri dari sutera asli yang beratnya sampai 670 Kg dan dilengkapi kaligraphi dari benang emas. Kiswah ini ada dua bagian  yaitu bagian luar berwarna hitam dan yang bagian dalam Ka’bah berwarna hijau. Dibikin oleh sebuah pabrik khusus yang ada di Makkah dengan peralatan modern dan tenaga ahli yang berjumlah 240 orang. Dalam satu tahun Ka’bah dicuci dua kali yaitu pada awal bulan Dzul Hijjah dan pada awal bulan Sya’ban, namun kiswah hanya diganti sekali dalam satu tahun dengan anggaran 17 juta Real Saudi (± US$ 4,550,000) untuk satu kiswah.

Selain sebagai Bangunan yang Pertama Kali di Bumi ini, Ka’bah juga memeliki Keistimewaan-keistimewaan antara lain;
1.   Ia berada pada satu garis lurus dengan Bait Al-Makmur, yaitu pusat ibadah para Malaikat di langit.
2.   Jika memandangnya dengan khidmat kita mendapat ketenangan, apalagi kalau dibarengi dengan membaca berulang-ulang;



Artinya: Ya Allah Engkau Maha Damai, dan dari Engkau-lah kedamaian, maka berilah aku kehidupan yang damai.
3.   Setiap hari (setiap 24 jam) Allah menurunkan 120 rahmat di Ka’bah ini, yang enam puluh diberikan kepada mereka yang sedang thawaf, yang empat piluh diberikan kepada mereka yang shalat, dan yang dua puluh diberikan kepada mereka yang sedang memandangi Ka’bah.

DALAM KA’BAH
Melalui pintu yang berlapis emas, orang dapat masuk ke dalam Ka’bah dan melakukan shalat atau berdo’a di dalamnya. Namun demi menjaga kesucian Ka’bah tidak semua orang boleh masuk ke dalamnya, kecuali mereka mendapat izin dari Raja Saudi atau Wali Kota Makkah.

Di dalam Ka’bah terdapat 3 buah tiang yang diameternya kira-kira setengah meter dan terbuat dari kayu yang berwarna merah kekuning-kuningan. Tiang ini dipasang oleh Abdullah bin Zubair (tahun 683 M) untuk penyangga loteng. Di antara tiga tiang besar itu dipasang kayu melintang dari Utara ke Selatan, tingginya kira-kira 2/3 tinggi Ka’bah. Disitu digantung lampu beraneka ragam, hadiah yang diterima Ka’bah sejak zaman dulu. Kecuali lantai, semua sisi dalam Ka’bah ditutup oleh curtain dari sutera yang sangan anggun, berwarna hijau untuk dinding samping dan merah mawar untuk loteng. Adapun lantainya adalah marmer putih, hanya sedikit yang berwarna lain.



BERSIH DAN WANGI KA’BAH
Nabi Muhammad SAW, memerintahkan untuk menghancurkan patung-patung peninggalan zaman Jahiliyah yang disimpan di dalam Ka’bah kemudian untuk menghilangkan sisa-sisa dan bekas-bekas kemusyrikan, Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk mencuci Ka’bah. Maka segeralah kaum muslimin mengambil air Zamzam, lalu mencuci bagian luar dan dalam, sehingga terkikis habis bekas-bekas orang musyrik. Ini terjadi ketika Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin berhasil menaklukkan kota Makkah. Setelah itu menjadi kebiasaan untuk mencuci Ka’bah setiap tahun.

Upacara pencucian ini biasanya dihadiri oleh raja-raja, menteri-menteri, tokoh-tokoh masyarakat, dan utusan-utusan dari Negara-negara Islam yang sengaja diundang oleh Pemerintah Arab Saudi. Dan dalam kesempatan seperti ini mereka diizinkan memasuki Ka’bah. Setelah bersih dicuci dengan air Zamzam, Ka’bah disiram berulang kali dengan air mawar dan pewangi lainnya, lalu diasapi dengan asap kayu ambar, kayu gaharu dan semacamnya. Maka kalau kita ada di sekitar Ka’bah hidung kita mencium bau wangi yang seolah memancar dari Ka’bah.

Dengan demikian jelaslah bahwa kebersihan dan bau yang menyenangkan adalah telah menjadi budaya umat Islam sejak Nabi Muhammad SAW.

MIZAB KA’BAH (Talang Emas Ka’bah)
Yang pertama kali memberi atap (loteng) pada Ka’bah adalah suku Quraisy ketika mereka membangun Ka’bah. Karena ada atapnya maka memerlukan pancuran air (talang) untuk membuang air hujan. Talang ini mereka bikin pada sisi menghadap Hijir Ismail dan mereka beri nama Mizab.

Pada tahun 317 H salah seorang pengikut Abu Taher Al-Qurmuthi sudah memanjat tembok Ka’bah untuk merampas Mizab yang pada saat itu sudah dilapisi dengan emas dan tampak sangat cantik. Namun ketika tangannya hampir sampai pada Mizab, jatuhlah orang itu ke lantai Hijir Ismail dan langsung meninggal dunia.
Mizab ini sudah berkali-kali ganti dan yang ada sampai sekarang adalah Mizab hadiah dari Sultan Abdul Majid Khan bin Sultan Muhammad Khan dari Konstantinopel pada tahun 1276 H (1859 M). Mizab tersebut dilapisi dengan emas kira-kira seberat 40 Kg.

Di bawah Mizab ini termasuk tempat tempat yang baik untuk berdo’a, sehingga pada suatu ketika Sayyidina Utsman bin Affan berkata kepada rombongannya, “Tanyakan kepadaku dari mana aku tadi?”. “Aku baru dari pintu Sorga”, jawab Sayyidina Utsman. Padahal baru saja beliau berdiri di bawah Mizab dan berdo’a disitu (keterangan dari kitab Fii Rihabi Baitil Haram).

Pada waktu hujan, banyak orang dengan sengaja berusaha mendapatkan air yang turun dari pancuran emes ini, sampai berebut, dan ada kalanya yang baku hantam. Hal ini adalah tidak berdasar dan tidak dianjurkan dalam Islam, harap dijauhi


Referensi: ICMI Orsat Madinah

No comments:

Post a Comment