Perang Badar adalah perang besar pertama kaum muslimin menghadapi musyrikin Quroisy. Pasukan Quroisy dilengkapi baju besi dan pasukan kuda terlatih, sementara kaum muslimin yang jumlah tentaranya lebih sedikit, tidak memiliki perlindungan baju besi dan tanpa pasukan berkuda.
Nabi Muhammad SAW berdoa agar Allah menurunkan bantuan. Jika pasukan Quroisy dapat memenangi pertempuran, panji-panji da’wah Islam tidak akan pernah berkibar lagi. Abu Bakar selalu mendampingi Rasul berusaha menenangkan dan menumbuhkan kembali optimisme beliau.
Dalam pertempuran Badar, pasukan Quroisy hampir berhasil merebut sumber air namun Hamzah dengan pedangnya menebas siapapun yang berusaha merebut sumber air itu. Nabi terus menyemangati pasukannya yang tidak segan-segan menghadapi musuh, para musyrikin.
Umar menghabisi pamannya yang musyrik. Ubaidah bin Jarroh menaklukkan ayahnya. Ali bin Abi Tholib mengalahkan beberapa saudaranya.
Semangat pasukan Muslim semakin meningkat ketika Hamzah berhasil membunuh tokoh-tokoh Quroisy seperti Handholah bin Abu Sufyan, Harits bin Amr, dan Naufal bin Khuwailid. Nyali orang-orang Quroisy semakin ciut ketika Abu Jahal juga tewas. Bilal bin Rabah, bekas budak Umayyah yang disiksa dengan kejam oleh majikannya itu juga akhirnya berhasil memenggal Umayyah.
Akhirnya pasukan Quroisy kalah, lari tunggang langgang dan dilanda rasa takut meskipun jumlah mereka lebih banyak. Empatbelas tentara muslim syahid, tujuhpuluh orang pasukan Quroisy tewas dan tujuhpuluh lainnya ditawan.
Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar para tawanan diperlakukan dengan baik, tidak mengikatnya dengan keras dan memberi mereka minum. Di antara tawanan perang Badar tersebut terdapat menantu beliau yaitu suami Zainab dan paman nabi, Abbas bin Abdul Mutholib yang ketika itu masih belum masuk Islam.
“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi
No comments:
Post a Comment