Saat baru tiba di Madinah setelah Hijrah dari Makkah, Nabi Muhammad SAW membangun masjid sebagai tempat berkumpul kaum Muslimin.
Siang hari kaum Muhajirin dan Anshor berkumpul di masjid mempelajari prinsip-prinsip kehidupan Islam yang disampaikan nabi. Malam harinya masjid digunakan untuk menampung kaum Muhajirin-Makkah yang belum mempunyai tempat tinggal.
Beredar kabar bahwa kalangan Yahudi-Madinah khawatir rombongan orang Muhajirin yang hijrah dari Makkah akan menjadi beban bagi masyarakat Madinah. Karena mereka akan memperoleh makanan dan minuman tanpa melakukan apapun.
Maka Nabi SAW menganjurkan kaum Muhajirin bekerja. Yang tidak mengetahui cara bertani, belajar mencangkul tanah, menabur benih, memupuk tanaman, dan mengairi lahan-lahan, dibantu para petani Anshor-Madinah.
Mengingat lahan-lahan pertanian Yatsrib tidak memadai untuk ditanami oleh sekian banyak pendatang Makkah, nabi meminta kalangan kaya Muhajirin membeli tanah-tanah Madinah yang cocok untuk pertanian. Tanah tersebut digarap oleh mereka yang belum memiliki pekerjaan, sementara hasil panennya diharapkan dapat menstabilkan neraca perekonomian setelah terpencar-pencarnya orang-orang Muhajirin. Parapedagang kaya Muhajirin berinvestasi pada sector pertanian dan perdagangan.
Sementara Abu Bakar menyerahkan 40ribu dirham uangnya kepada Nabi Muhammad SAW untuk dikelola sebagai dana santunan bagi mereka yang tidak memperoleh pekerjaan atau tidak mampu lagi bekerja.
Nabi menghimbau para sahabat Muhajirin dan Anshor yang kaya untuk meniru Abu Bakar demi memerangi pengangguran dan kemiskinan. Umar menyerahkan separuh kekayaannya, sahabat yang lain juga menyerahkan harta sesuai kemampuan masing-masing.
“MUHAMMAD THE MESSENGER- Abdurrahman Asy-Syarqawi
No comments:
Post a Comment