Hijrah kaum muslimin ke Madinah di masa awal da’wah Islam membuat para pemimpin Quraisy khawatir dengan masa depan ekonomi dan politik mereka.
Mereka sepakat membunuh Nabi Muhammad SAW dengan merekrut pemuda tangguh dan terpandang dari setiap suku dan mempersenjatai mereka. Tanggung jawab dari tindakan itu akan dipikul oleh semua suku.
Persekongkolan keji itu diketahui nabi melalui pemberitaan wahyu. Beliau lalu memutuskan untuk hijrah secara sembunyi-sembunyi malam harinya.
Abu Bakar menyiapkan dua unta dan seorang pembantu setia, sementara Ali bin Tholib ditugaskan tidur di tempat tidur nabi. Saat malam tiba, para pemuda Quroisy telah siaga di depan pintu rumah menunggu nabi keluar. Namun hingga menjelang pagi, nabi tak kunjung muncul dan mereka memutuskan membunuh nabi di tempat tidurnya. Namun mereka terkejut karena hanya menemukan Ali.
Kelompok pemuda Quraisy itu menduga Nabi Muhammad bersembunyi di rumah Abu Bakar. Asma putri Abu Bakar mengatakan tidak tahu kemana ayahnya pergi saat ditanya Abu Jahal. Abu Jahal menampar Asma sampai anting-antingnya terlepas.
Sementara itu Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar berhasil lolos bersama Banagatiz, pembantu Abu Bakar, yang memandu melewati jalan-jalan yang tidak biasa dilalui.
Setelah perjalanan sulit penuh tantangan, nabi Muhammad dan Abu Bakar beristirahat di sebuah gua// Abu Bakar memerintahkan Banagatiz kembali ke Makkah menemui Abdulloh putra Abu Bakar agar mencari informasi tentang langkah para pemimpin Quroisy.
Asma putri Abu Bakar menyusupkan makanan untuk nabi dan ayahnya pada ikat pinggang Abdulloh// Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari.
Setelah mengetahui para pemimpin Quroisy putus asa dan menghentikan pengejaran, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan ke Yatsrib yang juga cukup sulit melewati bukit-bukit batu terjal dengan sembunyi-sembunyi.
‘MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi
No comments:
Post a Comment