Dalam perang Uhud, Nabi Muhammad SAW menempatkan limapuluh pemanah di puncak gunung. Nabi menekankan bahwa dalam kondisi apapun pasukan pemanah tidak boleh meninggalkan posisi mereka. Nabi sendiri bermarkas di ujung lembah di tepi gunung Uhud.
Pertempuran berlangsung begitu sengit. Hamzah berada di barisan terdepan kaum muslimin didampingi Abu Dujanah, Ali bin Abi Tholib, Sa’ad bin abi Waqqosh, Umar bin Khottob dan Ubaidah bin Jarroh.
Pasukan muslim terus menyerbu tentara musuh. Banyak penunggang kuda dari kubu Quraisy yang terlempar dari kudanya, termasuk Abu Sufyan yang berada di posisi tengah. Hanya Kholid bin Walid yang mampu bertahan karena ia dan pasukannya berada di posisi agak jauh.
Pasukan Quroisy ketika itu telah porak-poranda, lari meninggalkan kuda, baju besi, unta, kaum wanita, makanan dan perhiasan. Sesuai harapan perang berakhir dengan cepat.
Saat itu pasukan pemanah melihat rekan-rekan mereka di bawah sedang mengumpulkan harta rampasan perang. Sementara mereka diinstruksikan agar tidak meninggalkan posisi sebelum ada perintah nabi.
Takut tidak mendapat bagian harta rampasan, para pemanah tergoda turun gunung, bergabung dengan pasukan muslim lainnya mengumpulkan harta rampasan perang.
Melihat pasukan pemanah muslim telah turun gunung, salah satu pimpinan pasukan Quroisy, Kholid bin Walid yang mengawasi peperangan dari kejauhan memutuskan menyerang balik.
Serangan kilat itu memporakporandakan pasukan muslim bahkan Nabi SAW terluka parah. Dengan susah payah dalam situasi sangat menegangkan pasukan Muslim dapat membangun kembali pertahanan untuk menghadapi pasukan Quroisy. Dan Rosululloh SAW dapat diselamatkan dari serbuan musuh.
“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi
Pertempuran berlangsung begitu sengit. Hamzah berada di barisan terdepan kaum muslimin didampingi Abu Dujanah, Ali bin Abi Tholib, Sa’ad bin abi Waqqosh, Umar bin Khottob dan Ubaidah bin Jarroh.
Pasukan muslim terus menyerbu tentara musuh. Banyak penunggang kuda dari kubu Quraisy yang terlempar dari kudanya, termasuk Abu Sufyan yang berada di posisi tengah. Hanya Kholid bin Walid yang mampu bertahan karena ia dan pasukannya berada di posisi agak jauh.
Pasukan Quroisy ketika itu telah porak-poranda, lari meninggalkan kuda, baju besi, unta, kaum wanita, makanan dan perhiasan. Sesuai harapan perang berakhir dengan cepat.
Saat itu pasukan pemanah melihat rekan-rekan mereka di bawah sedang mengumpulkan harta rampasan perang. Sementara mereka diinstruksikan agar tidak meninggalkan posisi sebelum ada perintah nabi.
Takut tidak mendapat bagian harta rampasan, para pemanah tergoda turun gunung, bergabung dengan pasukan muslim lainnya mengumpulkan harta rampasan perang.
Melihat pasukan pemanah muslim telah turun gunung, salah satu pimpinan pasukan Quroisy, Kholid bin Walid yang mengawasi peperangan dari kejauhan memutuskan menyerang balik.
Serangan kilat itu memporakporandakan pasukan muslim bahkan Nabi SAW terluka parah. Dengan susah payah dalam situasi sangat menegangkan pasukan Muslim dapat membangun kembali pertahanan untuk menghadapi pasukan Quroisy. Dan Rosululloh SAW dapat diselamatkan dari serbuan musuh.
“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi
No comments:
Post a Comment