Pasca perjanjian damai Hudaibiyyah dengan pemerintah Quroisy pada 6-Hijriyah, Nabi SAW bersiap-siap menghadapi kaum Yahudi-Khaibar.
Lembah Khaibar menjadi tempat berkumpulnya orang-orang Yahudi Bani Qoinuqo, Bani Nadhir, selain penduduk asli Khaibar. Mereka tinggal di benteng-benteng mereka yang tinggi. Ambisi mereka adalah membangun kerajaan besar, menguasai seluruh semenanjung Arabia, dan merampas rute perdagangan Madinah. Untuk itu mereka harus membunuh Nabi Muhammad SAW.
Karena orang-orang Quroisy terikat perjanjian damai Hudaibiyyah dengan Nabi SAW, kaum Yahudi-Khaibar meminta bantuan suku Arab lainnya, Bani Ghatafan. Mengetahui rencana tersebut, Nabi SAW memutuskan menyerang terlebih dulu.
Beliau memimpin langsung 2-ribu pasukan berkuda menuju Lembah Khaibar. Mengetahui kedatangan pasukan muslim, orang-orang Yahudi segera bersembunyi di balik benteng. Lalu nabi memerintahkan pasukan mengepung dan berkemah di ladang-ladang mereka. Dalam keadaan terdesak, dari balik benteng orang-orang Yahudi menyerang pasukan Muslim dengan panah dan ketapel. Nabi SAW memerintahkan Abu Bakar menghancurkan benteng, namun tidak berhasil. Umar pun gagal.
Akhirnya Ali bin Abi Tholib yang berhasil masuk ke dalam benteng, kemudian berduel dengan pemimpin pasukan berkuda Yahudi, Murohhab. Akhirnya Ali berhasil menaklukkan Murohhab. Mengetahui pemimpinnya tewas, orang-orang Yahudi lari terbirit-birit menuju benteng lainnya sebelum akhirnya menyerah.
Disepakati, kaum laki-laki Yahudi harus keluar dari Khaibar dengan hanya membawa pakaian yang dikenakan dan meninggalkan senjata, harta benda, istri dan anak.
Kemenangan kaum muslimin ini bergema ke berbagai penjuru Arab. Dalam perjalanan pulang ke Madinah, Nabi SAW didatangi delegasi suku Yahudi lain, yang menyatakan kepatuhan kepada Nabi Muhammad SAW dan ada juga yang masuk Islam.
“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi
Lembah Khaibar menjadi tempat berkumpulnya orang-orang Yahudi Bani Qoinuqo, Bani Nadhir, selain penduduk asli Khaibar. Mereka tinggal di benteng-benteng mereka yang tinggi. Ambisi mereka adalah membangun kerajaan besar, menguasai seluruh semenanjung Arabia, dan merampas rute perdagangan Madinah. Untuk itu mereka harus membunuh Nabi Muhammad SAW.
Karena orang-orang Quroisy terikat perjanjian damai Hudaibiyyah dengan Nabi SAW, kaum Yahudi-Khaibar meminta bantuan suku Arab lainnya, Bani Ghatafan. Mengetahui rencana tersebut, Nabi SAW memutuskan menyerang terlebih dulu.
Beliau memimpin langsung 2-ribu pasukan berkuda menuju Lembah Khaibar. Mengetahui kedatangan pasukan muslim, orang-orang Yahudi segera bersembunyi di balik benteng. Lalu nabi memerintahkan pasukan mengepung dan berkemah di ladang-ladang mereka. Dalam keadaan terdesak, dari balik benteng orang-orang Yahudi menyerang pasukan Muslim dengan panah dan ketapel. Nabi SAW memerintahkan Abu Bakar menghancurkan benteng, namun tidak berhasil. Umar pun gagal.
Akhirnya Ali bin Abi Tholib yang berhasil masuk ke dalam benteng, kemudian berduel dengan pemimpin pasukan berkuda Yahudi, Murohhab. Akhirnya Ali berhasil menaklukkan Murohhab. Mengetahui pemimpinnya tewas, orang-orang Yahudi lari terbirit-birit menuju benteng lainnya sebelum akhirnya menyerah.
Disepakati, kaum laki-laki Yahudi harus keluar dari Khaibar dengan hanya membawa pakaian yang dikenakan dan meninggalkan senjata, harta benda, istri dan anak.
Kemenangan kaum muslimin ini bergema ke berbagai penjuru Arab. Dalam perjalanan pulang ke Madinah, Nabi SAW didatangi delegasi suku Yahudi lain, yang menyatakan kepatuhan kepada Nabi Muhammad SAW dan ada juga yang masuk Islam.
“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi
No comments:
Post a Comment