Da’wah Nabi Muhammad SAW telah menyebar hingga keluar Makkah yaitu Yastrib atau Madinah dengan masuk Islamnya suku Aus dan Khozroj.
Mengetahui hal ini para pemuka Quroisy menduga kuat bahwa Nabi Muhammad SAW akan melumpuhkan mereka dengan dukungan masyarakat Yatsrib. Maka kalangan penguasa Quraisy mulai menyiksa orang-orang yang masuk Islam dengan sangat kejam. Nabi menyarankan para sahabat hijrah ke Yatsrib.
Mush’ab bin Umair diutus untuk bernegosiasi soal rencana tersebut dan masyarakat Yatsrib menyatakan bersedia menampung para pengungsi. Maka para sahabat mulai keluar dari Makkah sembunyi-sembunyi. Kedatangan mereka di Yatsrib disambut penuh kehangatan.
Parapemimpin Quroisy menugaskan orang untuk menyusul para pengungsi, membujuk mereka dengan segala cara agar kembali ke Makkah. Gagal, maka orang-orang Quroisy memperketat pengepunan kepada orang-orang yang masih tersisa di Makkah dan menyuruh perampok menghalangi perjalanan para pengungsi.
Bagaimanapun hari demi har jumlah kaum muslimin yang mengungsi ke Yatsrib bertambah banyak. Sebagian meninggalkan istri dan anak-anak untuk melindungi mereka dari kekejaman kaum Quroisy.
Hamzah dan Umar termasuk sahabat yang hijrah belakangan dan tidak ada orang yang berani menghalangi mereka. Umar memimpin orang-orang yang sebelumnya tidak menemukan cara keluar dari Makkah.
Sementara di Makkah masih ada Abu Bakar, Ali bin Abi Tholib dan Nabi SAW. Abu Bakar menanyakan kepada Nabi kapan mereka akan pergi. Nabi meminta Abu Bakar bersabar dan merahasiakan rencana hijrahnya hingga menemukan waktu yang tepat.
“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi
No comments:
Post a Comment