Keberanian Nabi Muhammad SAW menghadapi intimidasi kaum Quraisy di masa awal da’wah Islam menumbuhkan kekaguman di kalangan rakyat kecil.
Sebagian berpikir bahwa seandainya bergabung dengan nabi, tidak akan ada lagi yang menghina mereka. Keberanian nabi menghadapi orang-orang Quraisy mampu menumbuhkan kekukuhan hati para pengikutnya.
Parapemuka Quraisy khawatir kecenderungan tersebut mempengaruhi orang asing yang datang ke Makkah. Sehingga mereka menebar propaganda bahwa nabi telah melanggar hukum. Orang yang mendengarkan Muhammad dianggap menentang pemerintah Makkah.
Pemerintah Makkah juga melakukan berbagai upaya untuk mencegah para penyair dan cendekiawan agar tidak terpengaruh ajaran Muhammad SAW. Secara khusus masyarakat Makkah sangat segan kepada penyair. Setiap suku membangga-banggakan diri dengan penyairnya dan sangat memperhatikan kata-kata mereka. Jika ada penyair mengikuti ajaran Muhammad dan memuji-muji ajarannya, maka Islam akan meluas ke berbagai penjuru dunia.
Bagaimanapun Nabi SAW dengan gigih terus berusaha menyebarkan da’wahnya. Satu kali saat nabi berda’wah kepada para penyair di sekitar ka’bah, seorang pria asing berteriak mencari orang yang dapat membantunya menuntut Abu Jahal karena Abu Jahal telah mengambil haknya dengan membeli unta tapi tidak membayar.
Orang-orang kemudian menunjuk nabi. Orang-orang sudah bersiap-siap mengejek nabi jika beliau tidak berani menghadapi musuh yang paling garang itu.
Nabi menuju rumah Abu jahal dan menggertak agar Abu Jahal membayar unta kepada pria asing tadi. Abu Jahal kemudian menyerahkan uang pada pria asing tadi. Keberanian Nabi Muhammad SAW ini kemudian menimbulkan kekaguman di hati orang-orang asing yang tengah berada di Makkah.
Sebagian berpikir bahwa seandainya bergabung dengan nabi, tidak akan ada lagi yang menghina mereka. Keberanian nabi menghadapi orang-orang Quraisy mampu menumbuhkan kekukuhan hati para pengikutnya.
Parapemuka Quraisy khawatir kecenderungan tersebut mempengaruhi orang asing yang datang ke Makkah. Sehingga mereka menebar propaganda bahwa nabi telah melanggar hukum. Orang yang mendengarkan Muhammad dianggap menentang pemerintah Makkah.
Pemerintah Makkah juga melakukan berbagai upaya untuk mencegah para penyair dan cendekiawan agar tidak terpengaruh ajaran Muhammad SAW. Secara khusus masyarakat Makkah sangat segan kepada penyair. Setiap suku membangga-banggakan diri dengan penyairnya dan sangat memperhatikan kata-kata mereka. Jika ada penyair mengikuti ajaran Muhammad dan memuji-muji ajarannya, maka Islam akan meluas ke berbagai penjuru dunia.
Bagaimanapun Nabi SAW dengan gigih terus berusaha menyebarkan da’wahnya. Satu kali saat nabi berda’wah kepada para penyair di sekitar ka’bah, seorang pria asing berteriak mencari orang yang dapat membantunya menuntut Abu Jahal karena Abu Jahal telah mengambil haknya dengan membeli unta tapi tidak membayar.
Orang-orang kemudian menunjuk nabi. Orang-orang sudah bersiap-siap mengejek nabi jika beliau tidak berani menghadapi musuh yang paling garang itu.
Nabi menuju rumah Abu jahal dan menggertak agar Abu Jahal membayar unta kepada pria asing tadi. Abu Jahal kemudian menyerahkan uang pada pria asing tadi. Keberanian Nabi Muhammad SAW ini kemudian menimbulkan kekaguman di hati orang-orang asing yang tengah berada di Makkah.
“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi
No comments:
Post a Comment