Muhammad SAW dan Abu Bakar bin Abi Quhafah telah menjalin persahabatan sejak muda.
Abu Bakar adalah satu-satunya pemuda Quraisy yang setia dan tulus bersahabat dengan Muhammad. Mereka memiliki impian yang sama yaitu membebaskan manusia dari penderitaan.
Keduanya juga memiliki keyakinan yang sama bahwa patung-patung yang disembah masyarakat Quraisy hanyalah batu-batu yang tidak dapat memberikan manfaat dan mudhorot kepada manusia. Mereka juga pernah berdagang bersama.
Di usia relatif muda Abu Bakar telah berhasil meraih posisi sebagai bangsawan melalui perdagangan dengan menerapkan sistem dagang yang dipraktekkan Muhammad SAW yaitu kejujuran. Mereka memendam sikap anti kepada para bangsawan Quraisy yang sewenang-wenang dan mendambakan terciptanya keadilan. Kesamaan-kesamaan itu menyatukan persahabatan Muhammad SAW dan Abu Bakar.
Meski tidak bisa membaca dan menulis, dari literatur Abu Bakarlah Muhammad SAW mengetahui masalah-masalah sosial dan budaya Arab. Dari Abu Bakar pula Muhammad mengetahui suasana kehidupan dan sistem perdagangan masyarakat Quraisy yang menjadi faktor berdirinya patung-patung di sekeliling Ka’bah.
Setiap tahun berhala-berhala itu menarik ribuan orang Arab dari berbagai penjuru untuk menunaikan ibadah haji. Para Peziarah dan pedagang membayar pajak kepada bangsawan Quraisy dan meramaikan musim haji dengan perdagangan. Dari sinilah kekayaan para bangsawan Quraisy terus bertambah. Tetapi di sisi lain ketimpangan sosial semakin tajam. Orang kaya semakin menumpuk kekayaannya sementara yang miskin semakin menderita.
Demikianlah gambaran situasi sosial di Mekah yang membuat resah dua sahabat, Muhammad SAW dan Abu Bakar.
“MUHAMMAD THE MESSENGER” -Abdurrahman Asy-Syarqawi
No comments:
Post a Comment