Di masa awal da’wah Islam kaum muslimin harus menghadapi tantangan berat berupa ancaman dan siksaan dari pemerintah Quraisy-Makkah.
Jumlah kaum muslimin yang terus bertambah membuat petinggi Makkah mengambil langkah lebih tegas. Mereka akan membunuh para budak dan menyiksa nabi SAW. Orang yang ditugaskan memukuli Nabi harus dari kalangan Bani Hasyim yang memiliki kedudukan, banyak pendukungnya serta ditakuti pengikut Nabi.
Hamzah adalah sosok Bani Hasyim yang sangat ditakuti namun ia lebih suka foya-foya dan berburu daripada mengurusi keponakannya, Muhammad SAW. Akhirnya diputuskan pemukulan nabi dilakukan oleh Abu Jahal.
Langkah awal yang dilakukan adalah menyuruh orang-orang melempari nabi dengan batu dan meneriaki beliau “pembohong besar”, “orang gila”, “tukang sihir”. Nabi SAW merasakan itu semua sebagai tantangan berat.
Saat Beliau sedang memikirkan masalah tersebut di sebuah tempat rindang sambil berusaha menahan tangis, datang Abu Jahal. Dengan bersungut-sungut Abu Jahal mencaci-maki nabi habis-habisan, sementara orang-orang menertawakan beliau. Setelah puas Abu Jahal pergi ke Ka’bah.
Seorang budak perempuan yang melihat peristiwa itu menceitakannya kepada Hamzah. Mendengar hal tersebut Hamzah marah lalu bergegas menemui Abu Jahal di Ka’bah, kemudian memukul Abu Jahal dengan keras hingga terjengkang. Teman-teman Abu Jahal segera melindunginya dari serangan Hamzah berikutnya. Abu Jahal berkata “Tinggalkan saja Hamzah, aku memang telah mencaci maki kemenakannya”.
Hamzah kemudian menemui nabi dan menyatakan masuk Islam. Masuk Islamnya jagoan penunggang kuda Quraisy, Hamzah bin Abdul Mutholib, membuat pengikut nabi lebih disegani. Abu Jahal pun menjadi tidak berdaya melakukan tekanan terhadap Rasulullah SAW.
“MUHAMMAD THE MESSENGER”-Abdurrahman Asy-Syarqawi
No comments:
Post a Comment