Friday, October 4, 2013

Jangan Memotong Kiswah untuk Jimat


Pembimbing umrah dan pengajar Pontren BPPI Cijerah Bandung, Ustaz H. Asep Kholid Firdos mengatakan, Kabah adalah bangunan yang paling ingin dilihat dengan mata kepala sendiri oleh para Muslim ketika memiliki kesempatan untuk mengunjungi Tanah Suci.

“Banyak Muslim yang merasa belum lengkap haji atau umrahnya bila belum menyentuh Kabah dengan tangan telanjangnya, terutama ketika tawaf. Tentu sentuhan tangan jemaah haji maupun umrah bisa menyebabkan kiswah menjadi rusak,” kata Ustaz Asep Kholid, di pesantrennya, Jumat (4/10/13).

Untuk itu, menjelang puncak musim haji, pihak kerajaan menggulung kiswah hingga tiga meter di atas permukaan tanah sehingga tak bisa dipegang jemaah haji. “Sebagai gantinya, Ka'bah dilindungi dengan kain berwarna putih dengan tinggi dua meter dan lebar 47 meter,” ujarnya.

Setiap tahun, kiswah lama diangkat, dipotong-potong menjadi beberapa bagian kecil dan dihadiahkan kepada beberapa orang, pejabat Muslim asing yang berkunjung dan organisasi asing. “Pada masa-masa sebelumnya, Umar bin Khattab memotong-motongnya dan membagi-bagikannya kepada para jamaah yang hendak menggunakannya sebagai pelindung dari panasnya suhu kota Makkah,” katanya.

Namun, Ustaz Asep Kholid mengingatkan jemaah haji untuk tidak merusak kain kiswah dengan cara mengguntingnya lalu dipakai sebagai jimat. “Masih ada jemaah haji yang berupaya memotong kiswah Kabah dengan cara mengguntingnya lalu dijadkan jimat agar dagangannya laris atau niat lainnya. Kita harus luruskan niat saat beribadah haji sehingga bisa terhindar dari hal-hal yang berbau syirik,” katanya.

Sumber: Pikiran Rakyat

No comments:

Post a Comment