Monday, April 14, 2014

“SANG BEGAWAN PROPERTI”


Menyusuri kisah perjalanan hidup dan sepak terjang Ciputra di bisnis properti, kita menemukan begitu banyak pelajaran yang bisa diambil. Mulai dari kisah masa kecilnya yang serba susah, memulai usaha pada saat masih kuliah, hingga ketika ia mulai mencetak keberhasilan. Semuanya begitu inspiratif dan memperkaya wawasan. Tanpa bermaksud membatasi makna ataupun insight yang dapat Anda temukan, ada beberapa poin kunci yang perlu kita renungkan;
Secara eksistensial, kita tidak pernah bisa memilih ingin lahir dari orang tua yang mana, miskin atau kaya, dalam suku bangsa apa, serta lingkungan masyarakat yang mana. Namun demikian, kita tidak boleh terperangkap hanya hidup berdasarkan eksistensi. Ada esensi yang mesti kita cari. Kehidupan “menugasi” kita untuk menemukannya, karena kalau tidak, hidup kita akan terasa hampa dan sia-sia. Inilah yang oleh Stephen R. Covey disebut “finding your own voice”, sementara Martha Beck menyeru, “finding your own North Star”. Singkatnya, kalau toh kita lahir dari keluarga miskin yang tidak berpendidikan, atau kita memiliki orangtua yang begitu buruk sekalipun, semua itu hanyalah eksistensi, bukan esensi. Sehingga tidak dapat dijadikan alasan untuk menyerah pada keadaan, atau hanya menyalahkan keluarga, lingkungan, masyarakat, atau pemerintah. Karena seperti bunyi ungkapan, “The winner takes a responsibility the loser lay blame”, si Pemenang ambil tanggung jawab, si Pecundang menyalahkan.

Secara sederhana dapat dikatakan, kualitas kepemimpinan yang paling utama adalah memiliki kekuatan transformative. Artinya seorang pemimpin mesti mampu mentransformasikan, seonggok kotoran menjadi emas. Bukan hanya sebatas mentransformasikan lahan atau produk dan jasa menjadi sesuatu yang lebih bernilai, tetapi juga mentransformasikan potensi sumberdaya manusia. Melalui keteladanan, pemberdayaan, dan pembelajaran dari sang pemimpinlah akan lahir generasi pemimpin-pemimpin baru.

Pemimpin, sebagaimana ditunjukkan oleh Ciputra, tidak menghabiskan waktunya dengan menjawab pertanyaan “bagaimana caranya” akan tetapi langsung menangani tujuannya. Mengenai hal ini Warren Bennis mengungkapkannya dengan bagus, “Para manager mengatasi masalah, tetapi pemimpin menemukan masalah”. Sepeti halnya ketika Ciputra mengajukan proposal pembangunan Ancol pada Gubernur DKI, sesungguhnya ia telah menemukan “sebuah masalah”. Atau pada saat ia berniat mengembangkan daerah Lakar Santri di Surabaya Barat, ia pun sekali lagi menemukan “masalah”. Akan tetapi di atas semuanya, Ciputra memiliki karakter yang kuat. Sebuah kualitas yang bukan hanya mutlak dibutuhkan bagi seorang pemimpin, tetapi juga merupakan prasyarat yang mesti dipenuhi agar seorang pemimpin dapat bertahan lama. Karena, charisma maupun kepandaian memang dapat mengantar seseorang mencapai puncak, akan tetapi hanya karakterlah yang memungkinkannya tetap bertahan di puncak. Sikap Ciputra yang tergambar dalam pengajuan proposal bagi hasil, 80 persen untuk Pemda DKI Jakarta dan 20 persen dirinya, adalah sikap win-win yang tidak serakah. Begitu juga pada saat ia lebih sering berpikir tentang keuntungan yang bakal diterima oleh mitranya, atau integritas yang secara panjang lebar ia sampaikan, itu semuanya bersumber dari karakternya yang baik. Kualitas-kualitas itulah yang memungkinkannya memperoleh reputasi tinggi, dan bertahan hingga empat dekade. Boleh dibilang, tanpa karakter tersebut, maka segala kemampuannya seperti yang diurai di atas, nyaris tak ada gunanya.

1 comment:

  1. ᐈ Best online casino site ᐈ Play for real at ChoEcasino!
    ChoEcasino online is a casino with over 500 slots 온카지노 games from 20 developers. The aim 카지노 of the website is to give 메리트카지노총판 you the best experience.

    ReplyDelete