Telah menjadi kebiasaan penduduk Makkah selama bulan Romadhon mereka mengasingkan diri keluar Makkah.
Muhammad SAW selama beberapa hari tinggal di gua Hiro, menjauh dari hiruk pikuk dan glamornya kehidupan Makkah untuk merenungkan kehidupan. Istrinya, Khodijah, akan mengutus seseorang saat merindukan suaminya dan Muhammad akan pulang ke rumah.
Saat pergi bersama Muhammad akan membuatkan kemah untuk istrinya yang lokasinya berdekatan dengan tempat ia beribadah agar tidak kerepotan pulang-pergi ke rumahnya di Makkah.
Namun Muhammad SAW tidak terjebak dalam kontemplasi belaka. Ia tetap menjalani aktivitas seperti biasa. Usai beribadah ia memerah kambing tanpa bantuan pelayan dan istrinya, atau berbelanja sendiri keperluan rumah tangga ke pasar.
Dalam perjalanannya ke pasar Muhammad SAW senantiasa tersenyum dan menyapa anak-anak yang ditemuinya. Sikap yang berbeda jauh dengan kebiasaan laki-laki seusia dirinya, 40 tahun. Terkadang Muhammad pergi bersama Ali bin Abu Tholib yang telah tinggal bersamanya sejak kecil.
Seringkali Ali menceritakan kebiasaan baik Muhammad dan istrinya kepada sahabat-sahabatnya. Misalnya Muhammad SAW memanggil budaknya dengan panggilan yang tidak merendahkan. Muhammad SAW juga akan mengingatkan istrinya agar memberi makan dan pakaian kepada budaknya dan tidak membebani mereka dengan pekerjaan-pekerjaan berat serta sesekali membantu pekerjaan mereka.
“MUHAMMAD THE MESSENGER” -Abdurrahman Asy-Syarqawi
Muhammad SAW selama beberapa hari tinggal di gua Hiro, menjauh dari hiruk pikuk dan glamornya kehidupan Makkah untuk merenungkan kehidupan. Istrinya, Khodijah, akan mengutus seseorang saat merindukan suaminya dan Muhammad akan pulang ke rumah.
Saat pergi bersama Muhammad akan membuatkan kemah untuk istrinya yang lokasinya berdekatan dengan tempat ia beribadah agar tidak kerepotan pulang-pergi ke rumahnya di Makkah.
Namun Muhammad SAW tidak terjebak dalam kontemplasi belaka. Ia tetap menjalani aktivitas seperti biasa. Usai beribadah ia memerah kambing tanpa bantuan pelayan dan istrinya, atau berbelanja sendiri keperluan rumah tangga ke pasar.
Dalam perjalanannya ke pasar Muhammad SAW senantiasa tersenyum dan menyapa anak-anak yang ditemuinya. Sikap yang berbeda jauh dengan kebiasaan laki-laki seusia dirinya, 40 tahun. Terkadang Muhammad pergi bersama Ali bin Abu Tholib yang telah tinggal bersamanya sejak kecil.
Seringkali Ali menceritakan kebiasaan baik Muhammad dan istrinya kepada sahabat-sahabatnya. Misalnya Muhammad SAW memanggil budaknya dengan panggilan yang tidak merendahkan. Muhammad SAW juga akan mengingatkan istrinya agar memberi makan dan pakaian kepada budaknya dan tidak membebani mereka dengan pekerjaan-pekerjaan berat serta sesekali membantu pekerjaan mereka.
“MUHAMMAD THE MESSENGER” -Abdurrahman Asy-Syarqawi
No comments:
Post a Comment