Setelah ibu dan kakeknya meninggal, Muhammad SAW dirawat pamannya, Abu Tholib. Abu Tholib adalah paman Muhammad yang miskin. anggota keluarganya banyak dan pendapatannya hampir tidak mencukupi kebutuhan hidup.
Suatu hari persediaan makanan di rumah Abu Tholib mulai habis. Seluruh anggota keluarga mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan. Sementara paman-paman Muhammad yang lain hidup berkecukupan seperti Abu Lahab.
Saat itu Abu Tholib mengatakan kepada Muhammad, Khodijah binti Khuwailid, seorang saudagar kaya raya telah mengupah beberapa orang untuk membawa barang dagangannya ke Syam.
Menurut Abu Tholib, Khodijah pasti akan mendahulukan Muhammad jika ia menemuinya karena orang-orang telah mengetahui soal kejujuran Muhammad.
Muhammad mengatakan sebenarnya ia juga ingin menjual barang dagangan Khodijah namun enggan menawarkan diri. Muhammad berharap ada kurir Khodijah menawarkan pekerjaan itu. Di lain pihak Khodijah telah mendengar soal kejujuran Muhammad dan ia pun berharap Muhammad mau memasarkan barang dagangannya.
Mengetahui Muhammad enggan menawarkan diri, Khodijah mengutus seorang kurir kepada Muhammad mengenai keinginannya itu. Muhammad SAW menerima tawaran Khodijah membawa barang dagangannya ke Syam. Khodijah memberi imbalan jauh lebih tinggi dibandingkan kepada orang lain.
Sukses membawa membawa keuntungan besar dari Syam dengan tetap menerapkan prinsip kejujuran dalam berdagang. Khadijah terus menjalin kerja sama dengan Muhammad.
Selain ke Syam perjalanan dagang pun dilakukan ke Yaman saat musim panas. Khadijah saat itu berusia 40tahun. Ia sudah menikah dua kali dengan saudagar dari kalangan bangsawan Mekah namun kedua suaminya itu meninggal dunia.
“MUHAMMAD THE MESSENGER”-Abdurrahman Asy-Syarqawi
Suatu hari persediaan makanan di rumah Abu Tholib mulai habis. Seluruh anggota keluarga mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan. Sementara paman-paman Muhammad yang lain hidup berkecukupan seperti Abu Lahab.
Saat itu Abu Tholib mengatakan kepada Muhammad, Khodijah binti Khuwailid, seorang saudagar kaya raya telah mengupah beberapa orang untuk membawa barang dagangannya ke Syam.
Menurut Abu Tholib, Khodijah pasti akan mendahulukan Muhammad jika ia menemuinya karena orang-orang telah mengetahui soal kejujuran Muhammad.
Muhammad mengatakan sebenarnya ia juga ingin menjual barang dagangan Khodijah namun enggan menawarkan diri. Muhammad berharap ada kurir Khodijah menawarkan pekerjaan itu. Di lain pihak Khodijah telah mendengar soal kejujuran Muhammad dan ia pun berharap Muhammad mau memasarkan barang dagangannya.
Mengetahui Muhammad enggan menawarkan diri, Khodijah mengutus seorang kurir kepada Muhammad mengenai keinginannya itu. Muhammad SAW menerima tawaran Khodijah membawa barang dagangannya ke Syam. Khodijah memberi imbalan jauh lebih tinggi dibandingkan kepada orang lain.
Sukses membawa membawa keuntungan besar dari Syam dengan tetap menerapkan prinsip kejujuran dalam berdagang. Khadijah terus menjalin kerja sama dengan Muhammad.
Selain ke Syam perjalanan dagang pun dilakukan ke Yaman saat musim panas. Khadijah saat itu berusia 40tahun. Ia sudah menikah dua kali dengan saudagar dari kalangan bangsawan Mekah namun kedua suaminya itu meninggal dunia.
“MUHAMMAD THE MESSENGER”-Abdurrahman Asy-Syarqawi
No comments:
Post a Comment