Da’wah awal Nabi Muhammad SAW di Makkah semakin mengkhawatirkan para petinggi Makah. Mereka kemudian mengadakan pertemuan yang dipimpin langsung Abu Sufyan.
Pertemuan itu menghasilkan keputusan; pertama, ajaran Muhammad sebagai ajaran terlarang. Kedua, pemerintah Makkah menetapkan akan membunuh para budak dan majikan yang mengikuti ajaran Muhammad. Ketiga, melucuti kehormatan, memusnahkan harta kekayaan dan menghancurkan usaha dagang para saudagar yang mengikuti ajaran Muhammad. Keempat, mengerahkan para tokoh masyarakat dan para jagoan penunggang kuda untuk merintangi setiap orang yang memeluk ajaran Muhammad.
Namun nabi terus berda’wah dan ajaran Islam terus meluas. Maka pemerintah Makkah mulai menyiksa kalangan lemah dan rakyat jelata yang masuk Islam. Salah satunya adalah Bilal bin Rabah yang disiksa majikannya Umayyah bin Kholaf Al Juhami. Bilal dilempar ke padang pasir, disiksa di bawah terik matahari. Bilal tetap teguh pada imannya.
Melihat kenyataan memilukan tersebut nabi memberikan kelonggaran kepada para budak yang disiksa agar mengikuti yang diperintahkan majikan mereka sekadar untuk menyelamatkan diri, serta menyuruh mereka bersabar.
Nabi khawatir akan banyak orang takut masuk Islam setelah melihat penyiksaan itu. Beliau membahas persoalan tersebut dengan istrinya Siti Khodijah dan Abu Bakar.
Akhirnya Abu Bakar memutuskan memerdekakan para budak termasuk Bilal dan enam budak lainnya. Banyak orang mengejek Abu Bakar yang dianggap membuang-buang harta karena membeli budak-budak lemah yang tidak menguntungkan. Namun keberanian Abu Bakar tersebut membangkitkan semangat orang-orang lemah juga sahabat-sahabatnya sesama saudagar yang masuk Islam untuk membebaskan para budak.
“MUHAMMAD THE MESSENGER”- Abdurrahman Asy-Syarqawi
No comments:
Post a Comment