Wednesday, December 21, 2016

Kepemimpinan (LEADERSHIP) Ala Rasulullah SAW


Rasulullah SAW memiliki kepribadian yang sangat mulia, sehingga menjadi percontohan terbaik dimuka bumi.

Kunci kesuksesan dan keberhasilan ‘orang-orang besar’ adalah disiplin pribadi. Pemimpin tidak akan berhasil memimpin orang lain apabila dia belum berhasil memimpin dirinya sendiri. Pemimpin harus sudah pernah menjelajahi dirinya sendiri dan mengenali secara mendalam siapa dirinya. Sebelum dia memimpin keluar, dia harus memimpin ke dalam.

Ada 5 tangga yang membuat Rasulullah menjadi tauladan dan berhasil menduduki peringkat pertama orang yang berpengaruh di Dunia ini, antara lain :

Pemimpin Tingkat 1 : Pemimpin "DICINTAI", Compassion, Membangun Hubungan
Dengan cara ”Membangun Hubungan” tidak hanya sebatas silaturahim saja, akan tetapi berkemampuan untuk mendengar, merasa, dan berempati terhadap impian, keluhan, dan tangisan seseorang atau orang-orang disekitarnya .
Anda bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tetapi anda tidak bisa memimpin orang lain tanpa mencintai mereka. Berusahalah selalu mengerti dan menghargai setiap individu, dan selalu bersikap pengasih (rahman) dan penyayang (rahim).

Pemimpin Tingkat 2 : Pemimpin "DIPERCAYA", Integritas, Sangat Jujur, Trust.
Rasulullah dipercaya karena ia “Sangat Jujur” dalam berkata dan bertindak, oleh karena itu ia dijuluki Al-Amin. 
Pemimpin yang integritasnya tinggi akan memiliki keberanian, tanpa kenal putus asa, konsisten dengan langkahnya untuk mencapai cita-citanya. Integritas dan komitmen akan membuat pemimpin dipercaya, dan kepercayaan ini akan menciptakan pengikut. Setiap apa yang diucapkan, selalu dijalankan.

Pemimpin Tingkat 3 : Pemimpin "DIIKUTI", Suka Menolong, Memberikan Harapan.
Rasulullah diikuti oleh sahabat-sahabatnya karena ia sangat “Senang Menolong” orang lain yang berada dalam kesusahan.
Suri tauladan seorang pemimpin yang berpegang teguh pada nilai-nilai luhur seperti suka menolong, kejujuran, memberi harapan yang tulus, dll, akan selalu diikuti oleh anak buahnya. Berkemampuan untuk mendengar jeritan suara hati, impian, tangisan orang lain , dan didalamnya ada karisma yang kuat.

Pemimpin Tingkat 4 : Pemimpin "PEMBIMBING", Memiliki Kader
Telah terbukti Rasulullah memiliki 4 kader terbaik untuk melanjutkan risalah yang telah dibawanya. walaupun Rasulullah telah tiada namun nilai-nilai yang diajarkan tetap berkembang hinga saat ini.
Seorang pemimpin berhasil karena kemampuannya memberikan motivasi dan kekuatan kepada orang lain. berhasil memiliki kader-kader penerus dan sekaligus meraih kesetiaan dari para pengikutnya. Meskipun pemimpin ini sudah meninggal dunia, maka jaringannya akan terus bekerja untuk merealisasikan impian bersama.

Pemimpin Tingkat 5 : Pemimpin "ABADI", Representasi Hati, Leave Legacy.
Rasulullah memimpin umatnya dengan Representasi hati yang bermakna memimpin dari hati dengan mengikuti suara hati. Orang yang memimpin dengan suara hati akan berhasil melewati masa-masa sulit mereka karena tetap berada dalam orbit nya.
Pemimpin pada tingkat ini mampu mendelegasikan impian hatinya, meskipun sudah meninggal dunia, pengaruhnya akan terus hidup. Ini merupakan perpaduan antara kerendah hatian untuk tidak memliki suatu keinginan apapun, tetapi semangatnya terus membara untuk membangun sesuatu kedepan. 
Pada umumnya orang-orang hebat yang kita kenang adalah mereka yang paling berkenan di hati kita. Mungkin mereka adalah orang-orang jenius yang kreatif dan intuitif. Atau, mereka yang mempunyai kesungguhan hati dan keberanian. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kejujuran emosi (hati) dan tidak mau hidup dalam kepura- puraan.
Inilah tingkat kepemimpinan yang tertinggi, yaitu pemimpin yang abadi cara berpikir dan pengaruhnya akan terus berjalan sampai akhir zaman. Inilah dasar yang telah diletakkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam membangun peradaban baru, yang sesuai dengan fitrah manusia. 

Kita harus memulainya dan menapakinya satu persatu dari tingkat pertama dan tidak bisa langsung meloncat ke tingkat 3, 4, atau bahkan 5, apalagi jika kita tidak memiliki kesadaran diri.

Ref. Berbagai Sumber

No comments:

Post a Comment