Tuesday, January 20, 2015

Cara Menjemput Rezeki



Sumber rezeki sangatlah luas dan dalam. Seluas bentangan bumi dan kedalaman samudra. Sungguh, di setiap jengkal hamparan bumi dan laut terdapat rezeki yang bisa dikais. Permasalahannya, kerap kali manusia lebih berorientasi menunggu rezeki daripada menjemputnya.

Lebih mementingkan selera pribadi dalam memilih sumber rezeki ketimbang merebut kesempatan di depan mata. Lebih mengutamakan cara yang cepat daripada berletih-letih dalam menggapainya.

Liku-liku kehidupan memang tak bisa dikalkulasi dengan hitungan. Seakan manusia telah lalai, bahwa segala yang terhampar di jagat raya ini ada Dzat yang mengaturnya.

Allah Ta’ala telah berfirman, artinya :
“Dan tidaklah yang melata di muka bumi ini melainkan Alloh-lah yang memberi rezkinya” (QS. Hud : 6)

Karena itu, Islam menekankan setiap Muslim agar menjemput rezeki dengan mengguna kan semua potensi dan kekuatan yang dimilikinya. Yang pasti, dua kebaikan perlu diperhatikan.



Pertama, rezeki yang didapatkan adalah yang baik.
(QS Al-Baqarah 2: 127)

“Hai, orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian”

Terkait ayat di atas, Ahmad Musthafa Al-Maraghi menyatakan betapa pentingnya seorang Muslim mengonsumsi makanan yang halal, bersih, dan lurus.

Halal maksudnya adalah tidak mengandung kedurhakaan terhadap Allah SWT. Bersih bermakna tidak mengandung perkara yang melupakan Allah. Sedangkan, lurus berarti rezeki tersebut mampu menahan nafsu dan memelihara akal.

Kedua, untuk mendapatkan rezeki yang baik, hendaknya proses yang dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang baik pula. Islam melarang segala bentuk upaya mendapatkan rezeki dengan cara-cara yang zalim
Riba (Al-Baqarah [2]: 278-279)

Maka jika kamu tidak mengerjakan [meninggalkan sisa riba], maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. 

Dan jika kamu bertaubat [dari pengambilan riba], maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak [pula] dianiaya. (279)

Judi (Al-Maidah [5]: 90)

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya [meminum] khamar, berjudi, [berkorban untuk] berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (90)

Penipuan (gharar), Suap (risywah), dan Maksiat.

Mengapa Islam menekankan pentingnya rezeki yang halal?

Karena, setiap asupan yang masuk ke dalam tubuh manusia akan memengaruhinya, baik secara fisik, emosional, psikologis, maupun spiritual.

Rezeki yang halal menghadirkan ketenangan jiwa. Hidup akan lebih terarah dan menjadikan pintu-pintu keberkahan terbuka semakin lebar.

Selain itu, rezeki yang halal merupakan syarat diterimanya setiap doa oleh Allah SWT. Rezeki yang halal akan menciptakan tatanan mayarakat dan bangsa yang kuat.

Saat ini, sebagai bangsa dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, sepatutnya kita tidak memfasilitasi setiap anak negeri mengais rezeki dengan cara-cara yang dilarang Allah SWT.

Mengikuti arus global, kapitalisme, dan melupakan cara-cara nenek moyang dahulu melakukan aktivitas ekonomi. Yakni, sistem bagi hasil, maro, atau paron ditinggalkan.

Manipulatif, spekulatif, dan ribawi dipraktikkan. Karena itu, kini, kita selalu berada dalam sistem ekonomi yang sangat rentan dan goyah. Krisis demi krisis selalu siap menerjang sepanjang waktu. Petaka demi petaka berlangsung di depan mata.

Kini, saatnya kita kembali kepada sistem yang berkeadilan dalam mencari rezeki dan berupaya meneguhkan kembali jati diri bangsa. Semua itu bermuara pada pentingnya rezeki yang halal. Wallahu  a’lam.

Keyakinan yang mantap adalah bekal utama dalam menjalani asbab (usaha) mencari rezeki. Ar Rahman yang menjadikan dunia ini sebagai negeri imtihan (ujian), telah memberikan jalan keluar terhadap problem yang dihadapi manusia. Diantaranya:

1. Berusaha dan Bekerja


Allah berfirman, artinya :
“Kalau telah ditunaikan shalat Jum’at maka bertebaranlah di muka bumi dan ingatlah Alloh sebanyak-banyaknya agar kalian bahagia.” (QS. Al Jumu’ah : 10)

2. Taqwa

(Mengikuti Perintahnya dan Laranganya)


Allah berfirman, artinya :
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. Ath Thala : 2)

3. Tawakkal

(Menyerahkan urusannya kepada Allah)


Allah berfirman, artinya :
”Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupi (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq : 3)

4. Bersabar dan Syukur


Allah berfirman, artinya :
“Kalau seandainya kalian bersyukur, sungguh-sungguh Kami akan menambah untuk kalian (nikmat-Ku) dan jika kalian mengingkarinya, sesungguhnya adzab-Ku sangat keras.” (QS. Ibrahim : 7)

5. Berinfaq / Sadaqah / Zakat


Allah berfirman, artinya :
“Dan apa-apa yang kalian infaqkan dari sebagian harta kalian, maka Allah akan menggantinya.” (QS. Saba: 39)

6. Silaturahmi


Rasulullah bersabda, artinya :
”Barangsiapa yang berkeinginan untuk dibentangkan rezeki baginya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturohmi.” (HR. Bukhori Muslim)

7. Ber Do’a dan Istigfar


Rasulullah bersabda, artinya:
“Ya Allah aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima.” (HR. Ibnu Majah dan yang selainnya)

Allah berfirman, artinya :
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)

Rasulullah bersabda, artinya:
“Barang siapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka,” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim)

8. Berbuat Kebaikan


Allah berfirman, artinya :
“Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Al qashash: 84)

Rasulullah bersabda, artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan zalim pada hambaNya yang berbuat kebaikan. Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.” (HR. Ahmad)

9. Berdagang


Rasulullah bersabda, artinya:
“Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan.” (Riwayat Ahmad)

10. Bangun Pagi


Fatimah (Puteri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W) mengatakan kepadanya,
“Puteriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan hati Allah, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. 

Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari.” (HR. Al-Baihaqi)


Karenanya apapun rezeki yang kita harapkan maka akan selalu ada langkah yang harus kita usahakan. Dan yang paling utama adalah selalu memelihara rasa syukur terhadap semua yang sedang kita miliki sekarang.


referensi : http://saputra51.wordpress.com

No comments:

Post a Comment