Monday, September 23, 2013

Janganlah Kehilangan Seorang Teman



Dienul Islam, memandu kita dalam hidup dan kehidupan. Pertama, kita diperintah untuk menjadi pemaaf. Kedua, menyeru kepada kebaikan. Ketiga, berpaling (tidak melayani) orang-orang yang berbuat jahil pada kita.

Pertama : Jadilah Pemaaf

Orang beriman itu, biasanya diuji oleh Allah, dengan orang yang paling dekat dengannya. Contoh suami oleh istri, anak, mertua, kakak dan adik ipar, dsb. Begitu juga sebaliknya. Orang-orang yang dekat dengan kita tersebut, itu yang paling banyak menumbuhkan persolan-persoalan dalam hidup dan kehidupan kita.

Sebenarnya, Allah Yang Maha Latif, sedang mengantarkan poin-poin pahala dan energy positif untuk kita. Kalau mereka berbuat salah, segera kita maafkan. Segera dimaafkan maka 10 poin pahala untuk kita. Kemudian kita doakan, agar dia dapat hidayah, 10 lagi poin pahala untuk kita. Ditambah lagi dengan 10 poin dari karena kesabaran kita. Jadi satu kasus, kita mendapatkan 30 poin pahala. Bayangkan kalau dalam 1 hari kita mendapatkan 10 atau ratusan kasus. Maka kita akan kaya raya dengan pahala-pahala yang diberikan oleh Allah yang Maha Kaya. Bayangkan, kita yang berada dalam lingkungan masyakat sekuler saat ini. Yang penuh dengan gossip, fitnah, caci maki, saling tuduh, saling menjelekkan. Kalau kita bersabar (sabar menurut Al Quran – Ali Imran : 146 : daya juang yang tinggi, daya tahan yang tangguh, aktif, kreatif dan inovatif) gunung-gunung pahala tentu akan menyertai kita.

Kedua : Menyuruh Kepada Kebaikan/Kebijakan/Kearifan

Menyeru ini bukan hanya dengan mulut. Tapi yang paling indah adalah dengan bahasa visual/tauladan/uswah, atau percontohan yang baik. Tindak tanduk kita, akhlak yang baik, dan perilaku kita yang menyenangkan Allah dan menyenangkan orang lain, ini pun berarti bahwa kita menyeru kepada orang lain. Apakah orang lain itu istri, anak, tetangga, teman dan lain sebagainya.

Ketiga : Berpaling dari Orang yang Jahil

Jadi kalau ada orang yang jahil pada kita, jangan dilayani. Baik disakiti, digosip, difitnah, dicaci, dimaki, dan perilaku jahil lainnya. Tetap tenang. Tetap bersabar. Dan bangun tengah malam, mengadu kepada Allah, terhadap semua persoalan ini, dan mohon pada Allah kesabaran yang indah. Dan doakan pada Allah agar orang-orang yang menjahili kita diberi hidayah oleh Allah, sehingga ia menyadari kesalahannya. Janganlah meniru orang kebanyakan. Saling menghujat, saling membeberkan aib, saling tuntut menuntut di pengadilan, seolah-olah semua mengatakan “tiada maaf bagimu”. Apalagi sampai dimuat di media cetak dan media elektronik, sehingga dunia mengetahui aib kita. Apalagi ini dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat, para pemimpin Negara atau partai politik. Kalau petinggi Negara begini bagaimana dengan rakyatnya.

Mari kita kembali kepada ajaran agama Allah, dan mentauladani rasulNya. insyaAllah kita menjadi Negara yang kuat, dan rakyat bermartabat.

Dan ada lagi 3 poin arahan Al Quran kepada kita yang sangat indah, tetapi berat melakukannya. Karena sorga itu memang mahal.

Satu : memaafkan kesalahan manusia.

Kedua : berbuat baik kepada orang yang tidak pernah berbuat baik kepada kita

Ketiga : menghubungkan silaturahmi kepada orang yang ingin memutuskan.

Pesan Buya Hamka

Bersukurlah Anda kalau punya istri yang cerewet, kalau punya suami yang cerewet. Bersyukurlah Anda kalau punya mertua yang cerewet. Sebenarnya Allah sedang mengirimkan poin-poin pahala untuk Anda. Maka bersabarlah. Maafkan mereka. Doakan mereka. Jangan merespon mereka dengan balasan negatif. Jangan sampai hantaran nikmat pahala dari Allah ini terputus.

Ref. Catatan Sahabat Haji Alay

No comments:

Post a Comment